Contoh Globalisasi di Bidang Pendidikan Positif dan Negatifnya

Contoh Globalisasi di Bidang Pendidikan Positif dan Negatifnya

Contoh Globalisasi di Bidang Pendidikan – Ada banyak dampak yang ditimbulkan globalisasi baik itu yang bersifat positif atau negatif dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya pendidikan.

Yuk simak contoh dampak positif dan negatif dari globalisasi berikut ini.

Contoh Dampak Positif dan Negatif Globalisasi di Bidang Pendidikan

Globalisasi kerap dikaitkan dengan perkembangan dunia yang tiada habisnya.

Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan kita sehari-hari nyatanya sangat banyak. Mengingat globalisasi bisa terjadi hampir di segala bidang kehidupan.

Semakin majunya jaman dan canggihnya teknologi, maka semakin besar pula pengaruh globalisasi dalam berbagai bidang.

Globalisasi sendiri merujuk pada proses pemerataan teknologi dan ilmu pengetahuan dari satu penjuru daerah ke daerah yang lain.

Bahkan, globalisasi juga sudah bergerak ke berbagai bidang kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial budaya hingga pendidikan.

Apa itu Globalisasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), globalisasi diartikan sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia.

Sedangkan menurut Sanusi Fattah dkk dalam buku Terampil dan Cerdas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas VI:

Globalisasi adalah proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan.

Sementara itu, melansir dari paper yang di terbitkan Kellog.nd.edu, globalisasi adalah penyebaran produk, teknologi, informasi, dan pekerjaan tanpa adanya batasan negara atau budaya. Terjadi akibat pengaruh ilmu pengetahuan dan kebudayaan makin bias.

Sedangkan, menurut seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia bernama Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya komunikasi dan organisasi di antara masyarakat yang berbeda di seluruh dunia, dengan tujuan yang sama.

Contoh Dampak Positif Globalisasi di Bidang Pendidikan

Kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan membuat kita dapat merasakan manfaat globalisasi di bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, berikut ini adalah contoh dampak positif yang di timbulkan oleh globalisasi:

1. Sistem belajar mengajar tidak selalu harus tatap muka

Dampak positif pertama dari globalisasi di bidang pendidikan adalah terciptanya sistem pembelajaran secara online atau e-learning.

Dengan sistem pembelajaran e-learning, kini para pendidik dan peserta didik tidak harus selalu saling bertatap muka untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

Tentunya hal ini dapat menjadi opsi bagi peserta didik yang mempunyai mobilitas tinggi, mengingat sistem e-learning bisa bersifat fleksibel.

Selain itu, adanya sistem e-learning juga dapat menghemat biaya transportasi baik bagi pendidik dan peserta didik.

2. Meningkatnya mutu pendidik

Kemudahan dalam mengakses informasi pendidikan secara langsung dari globalisasi secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas dari tenaga pendidik.

Tentunya, kemudahan ini seyogyanya harus di manfaatkan secara maksimal oleh tenaga pendidik.

Kini, tenaga pendidik dapat lebih leluasa dalam mengakses internet guna melihat trend pembelajaran di dunia hingga mencari referensi-referensi pembelajaran dari negara-negara lain di dunia.

3. Kemudahan dalam mengakses informasi pendidikan

Dampak positif dari globalisasi selanjutnya di bidang pendidikan adalah mudahnya mengakses informasi pendidikan.

Adanya internet memberikan kemudahan bagi para tenaga pendidik serta peserta didik untuk mengakses materi belajar.

Hadirnya situs-situs yang menyediakan buku dalam bentuk digital atau e-book dan dapat di unduh secara gratis dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran.

E-book juga mempermudah para tenaga pendidik serta peserta didik untuk membacanya di mana saja karena bisa di unduh dan langsung di baca tanpa harus mencetaknya terlebih dahulu.

4. Membuat pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan di negara lain

Pesatnya arus globalisasi membuat metode pembelajaran yang awalnya bersifat sederhana kini berubah menjadi metode pendidikan berbasis teknologi.

Kemajuan teknologi yang kain canggih dapat membeirkan dampak positif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Contoh sederhananya, jika dulu seorang guru harus menulis di papan tulis dengan menggunakan kapur.

5. Pertukaran pelajar

Di era globalisasi sekarang ini, pertukaran pelajar di dunia sering di selenggarakan. Kini, setiap siswa memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan di luar negeri atau sebaliknya.

Siswa yang berkesempatan menempuh pendidikan ke negara lain di tuntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.

Tak hanya mendapatkan ilmu saja, siswa juga akan mengenal budaya di negara tersebut hingga mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

Hal ini juga dapat membantu siswa terkait dalam mempelajari bahasa asing.

Baca Juga : Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan

Contoh Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Pendidikan

Meskipun ada banyak dampak positif yang dapat dirasakan dari adanya globalisasi di bidang pendidikan, nyatanya globalisasi juga menimbulkan dampak negatif.

Di bawah ini merupakan beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi di bidang pendidikan:

1. Meningkatnya kesenjangan sosial

Dampak negatif dari adanya globalisasi di bidang pendidikan yang pertama adalah meningkatkan kesenjangan sosial di masyarakat.

Hadirnya metode pendidikan berbasis teknologi dapat menjadi kesempatan bagi sebuah negara untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

Namun, di satu sisi kemajuan teknologi dan informasi di dunia pendidikan juga harus dibarengi dengan kesiapan mental dan modal yang tentunya tidak sedikit.

2. Menurunnya kualitas moral siswa

Dampak negatif selanjutnya yang di timbulkan globalisasi di bidang pendidikan adalah menurunnya kualitas moral siswa.

Kemudahan mengakses informasi di internet tentu sangat mempengaruhi moral siswa.

Tak dapat di hindari, siswa bisa saja mengakses situs-situs yang berbau pornografi dan berselancar di media sosial tanpa adanya filterisasi.

Melihat konten-konten yang tidak baik untuk dikonsumsi tentu saja dapat mempengaruhi perilaku siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Komersialisasi pendidikan

Globalisasi juga dapat mengancam kemurnian tujuan dalam pendidikan akibat dari komersialisasi pendidikan.

Kini, sudah banyak instansi pendidikan yang didirikan dengan tujuan utama bukan untuk mencerdaskan anak bangsa melainkan sebagai tempat berbisnis.

Perlu kamu ketahui bahwa sebuah instansi pendidikan dapat dikategorikan sebagai komersialisasi pendidikan jika mementingkan biaya pendaftaran dan uang gedung, namun kewajiban-kewajiban pendidikannya sering terabaikan.

4. Tergerusnya kebudayaan lokal

Arus globalisasi yang sangat pesat juga dapat menggerus kebudayaan lokal di sebuah negara.

Kemajuan teknologi memungkinkan kontak budaya terjadi melalui media massa, akibatnya pengaruh dari luar negeri dapat dengan mudah masuk ke sebuah negara.

Pengaruh globalisasi di bidang pendidikan yang di kuasai dan di gerakkan oleh negara-negara maju tentu dapat menjadi masalah bagi negara-negara berkembang.

Tak terkecuali bagi negara Indonesia yang memiliki beberapa pulau terbesar di dunia.

5. Munculnya tradisi serba instan

Dampak buruk dari globalisasi di bidang pendidikan selanjutnya adalah munculnya tradisi serba instan.

Jika arus globalisasi di tanggapi dengan tidak tepat, maka dapat menjadikan pendidikan kehilangan orientasi idealnya yakni terkait proses pembelajaran.

Orientasi pendidikan yang awalnya menekankan pada proses, berangsur berubah ke ranah pencapain hasil.

Akibatnya, kini banyak orang yang hanya mengejar hasil akhir saja ketika menempuh sebuah pendidikan.

Bahkan, kini sudah semakin marak praktik jual beli ijazah palsu karena tradisi serba instan tadi.

Tentu hal ini bisa menjadi masalah yang besar dan merugikan negara jika tidak segera ditangani dengan cepat dan bijak.

Oke, di atas tadi Mamikos sudah rangkumkan kamu informasi terkait contoh dampak positif dan negatif dari adanya globalisasi di dunia pendidikan.

Resolusi Tahun 2024 untuk Pendidikan Keren

Resolusi Tahun 2024 untuk Pendidikan Keren

Resolusi Tahun 2024 – Seiring dengan pergantian tahun, mari kita refleksikan pencapaian kita dan merencanakan langkah langkah menuju perbaikan dan kemajuan di tahun 2024. Resolusi adalah cara yang tepat untuk memadu kita mencapai tujuan dan menginspirasi perubahan positif. Nah, apa saja yang bisa kita resolusikan agar tetap relevan dalam dunia yang berkembang dengan pesat, dan terus mengasah keterampilan, supaya dapat memberikan yang terbaik bagi siswa?

Nah, apa saja yang bisa kita resolusikan agar tetap relevan dalam dunia yang berkembang dengan pesat, dan terus mengasah keterampilan, supaya dapat memberikan yang terbaik bagi siswa?

Terus Mengikuti Perkembangan Teknologi

Teknologi sudah merupakan keniscayaan dalam dunia pendidikan. Dalam dunia yang terus berubah, dan teknologi yang terus berkembang seiring menuju era Revolusi Industri 5.0, kita harus selalu up to date. Kita harus selalu mencari tahu perkembangan terbaru dalam teknologi pendidikan, seperti aplikasi dan perangkat pembelajaran teknologi pendidikan, seperti aplikasi dan perangkat pembelajaran termuktahir, serta tren edtech yang tengah naik daun.

Meningkatkan Kemampuan Desain Instruksional

Sebagai pendidik, kemampuan desain instruksional sangatlah penting. Membuat materi pembelajaran yang menarik dan efektif memerlukan pemahaman yang baik tentang desain instruksional. Terus tingkatkan kemampuan desain grafis, pembuatan video pembelajaran, dan penulisan materi ajar yang komprehensif, agar dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar secara holistik.

Kolaborasi Dengan Sesama Pendidik

Kolaborasi adalah kunci untuk sukses dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Yuk, kita lebih aktif berkolaborasi dengan sesama pendidik, baik di tingkat sekolah maupun dalam jaringan yang lebih luas. Dengan berbagai pengalaman dan ide, kita dapat belajar satu sama lain, untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik.

Baca Juga : Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan

Partisipasi Dalam Komunitas Pendidik

Salah satu cara untuk dapat berkolaborasi adalah dengan bergabung dalam komunitas pendidik. Melalui foris daring, seminar, atau lokakarya, kita dapat berbagi pengalaman, praktik baik, saling belajar dan mendapatkan wawasan baru tentang metode pembelajaran yang efektif. Komunitas juga dapat menjadi wadah untuk mendiskusikan tren tren terbaru dalam dunia pendidikan.

Menerapkan Penggunaan Teknologi Secara Berkelanjutan

Terapkan penggunaan teknologi dalam pengajaran sehari hari secara berkelanjutan. Perkuat strategi untuk mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum. Hal ini dapat mencakup penggunaan platform pembelajaran daring, aplikasi interaktif, dan proyek kolaboratif yang melibatkan teknologi.

Dukung dan Dampingi Siswa Dalam Pengembangan Keterampilan Digital

Dalam era yang serba digital ini, pendidik berperan penting dalam membentuk siswa menjadi warga digital yang baik dan bertanggung jawab. Dampingi siswa agar dapat menggunakan teknologi secara bijak, dorong mereka untuk memanfaatkan teknologi secara kreatif dan inovatif, demi mencapai keberhasilan pembelajaran.

Evaluasi dan Refleksi Diri

Evaluasi diri adalah langkah penting untuk peningkatan profesionalisme. Tetapkan waktu secara berkala untuk mengevaluasi kinerja kita, mengidentifikasi area yang perlu di tingkatkan, dan merencanakan tindakan perbaikan. Refleksi diri adalah kunci untuk pertumbuhan profesional yang berkelanjutan.

Kembangkan Kemampuan dan Pengetahuan Profesional

Terakhir, tetapi sangat penting, pendidikan harus terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuan profesional. Dengan teknologi yang terus melaju, pendidikn harus jadi yang terdepan dalam memahami perkembangan terkini. Hal ini dapat di capai dengan mengambil kursus atau kelas tambahan, mendapatkan gelar lanjutan, dan meraih sertifikasi dalam bidang bidang yang akan meningkatkan kredibilitas kita. Nah, demikian adalah beberapa contoh resolusi tahun baru yang dapat kita terapkan dalam menjalani tahun 2024

Pengaruh Negatif Era Digital Terhadap Dunia Pendidikan

Pengaruh Negatif Era Digital Terhadap Dunia Pendidikan

Pengaruh Negatif Era Digital – Di era industri 4.0 seperti sekarang ini perkembangan terhadap teknologi sudah tidak bisa dihindari lagi. Teknologi digital saat ini bahkan sudah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan yang ada, termasuk pada aspek pendidikan. Derasnya arus informasi di era serba digital seperti sekarang ini memang sudah sangat sulit untuk dihindari karena untuk mengontrol perkembangan zaman seperti era sekarang ini bukanlah suatu hal yang mudah.

Seharusnya dengan adanya perkembangan teknologi dapat mempermudah proses penyampaian informasi dalam bidang pendidikan sehingga banyak memberikan dampak positif. Namun yang terjadi tidak sesuai dengan harapan justru yang terjadi malah sebaliknya. Karena dengan derasnya informasi yang tersampaikan ternyata tidak selalu berjalan dengan mulus, karena perkembangan teknologi juga memberikan dampak negatif.

Sesuatu yang terjadi tidak hanya memiliki dampak positif nya saja, akan tetapi semua hal yang terjadi pasti memiliki dampak positif dan juga dampak negatifnya. Di balik perkembangan pesat teknologi informasi yang terjadi ternyata hal tersebut memiliki dampak negatif yang ditimbulkan pada bidang pendidikan, yaitu :

1. Membuat Siswa Tidak Fokus

Dengan perkembangan teknologi membuat banyak informasi yang mengalir deras di internet yang menarik bagi siswa sehingga membuat siswa menjadi tidak fokus lagi saat terjadinya proses pembelajaran di sekolah. Meski siswa sedang berada di dalam kelas, namun pikiran siswa ternyata tidak fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Pikiran siswa ternyata sedang berselancar di dunia maya atau media sosial yang di milikinya.

Baca Juga : Pendidikan di Era Digital: Manfaat dan Tantangannya

2. Siswa Lebih Suka Bermain Game Online

Perkembangan teknologi membuat banyak nya kehadiran game online, karena maraknya game online yang ada juga dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, Terlebih lagi bagi siswa yang memang memiliki hobi main game. Banyak siswa yang jam tidurnya menjadi terganggu akibat terlalu sering main game yang membuat siswa menjadi lupa waktu. Sehingga ketika berada di sekolah tubuh nya menjadi tidak produktif di akibatkan jam tidur yang berkurang. Siswa menjadi lebih suka bermain game online di bandingkan harus mengikuti pelajaran di kelas.

3. Menurunkan Kemauan Siswa Belajar

Seperti yang sudah di bahas di atas, banyaknya informasi yang menarik di internet dan maraknya kemunculan game online membuat siswa menjadi malas belajar. Siswa jadi lebih suka menjelajahi dunia maya dengan berbagai informasi menarik yang di sajikan untuk para penggunanya.

4. Pengaruh pergaulan bebas dari luar

Perkembangan teknologi informasi membuat banyak informasi dari luar negeri yang dengan mudahnya masuk dan mudah pula untuk di akses sehingga sangat sulit untuk membatasinya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas karena banyak dari kalangan siswa yang terpengaruh oleh pergaulan bebas yang ada di luar negeri sehingga ikut mencontoh apa yang siswa lihat melalui internet.

5. Maraknya Penyebaran Pornografi di Kalangan Siswa

Dengan maraknya penyebaran pornografi di kalangan siswa yang dapat menyebabkan kerusakan moral pada generasi remaja saat ini. Bagi siswa yang berada di bawah umur dan melihat hal yang berbau pornografi dapat menimbulkan rasa penasaran. Ingin mencobanya sehingga di kemudian hari akan menyebabkan siswa mengalami kerusakan moral.

Itulah beberapa efek negatif dari perkembangan teknologi terhadap bidang pendidikan. Banyak yang akan menjadi korban khususnya siswa akibat dari derasnya arus informasi yang ada di internet. Semua pihak harus turut andil untuk mengontrol arus informasi yang di terima oleh siswa agar siswa tetap bisa berada di jalan yang baik dan benar.

Pendidikan di Era Digital: Manfaat dan Tantangannya

Pendidikan di Era Digital: Manfaat dan Tantangannya

Pendidikan di Era Digital – Ketahui manfaat dan tantangan pendidikan di era digital berikut ini, agar anak tercinta dapat menjadi salah satu yang mahir dan tangguh menghadapinya.

Jangan lewatkan setiap bagian dalam artikel ini, sebab Anda akan mendapat informasi berharga seputar:

  • Manfaat dari pendidikan di era digital
  • Tantangan pendidikan di era digital

Mari simak ulasannya lebih lanjut!

Dunia saat ini sudah terkuasai oleh perkembangan digital yang semakin canggih. Bahkan canggihnya teknologi digital sudah menyentuh setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Lalu, apa saja manfaat era digital dalam sektor pendidikan? Simak uraiannya berikut ini.

1. Transformasi Pendidikan Membuat Kurikulum Semakin Modern

Perkembangan teknologi yang semakin berkembang bahkan di sektor pendidikan, memberikan dampak positif bagi pegiat bidang pendidikan untuk memanfaatkannya dalam pembaharuan kurikulum.

Para murid menjadi lebih mudah memiliki akses konten materi pelajaran yang relevan, yang terus mengalami pembaharuan oleh tenaga pendidik melalui teknologi digital.

2. Meningkatkan Hasil Belajar dengan Analisa Data Digital

Para pengajar dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mendiagnosis hasil pemahaman belajar para muridnya.

Dengan hasil analitik digital itu pula, tenaga pengajar dapat lebih cepat mendeteksi apa yang sedang dibutuhkan setiap muridnya.

3. Meningkatkan Suasana Belajar yang Kolaboratif

Platform digital untuk pembelajaran murid dapat meningkatkan kolaborasi antar sesama.

Sebab mudahnya para pengajar membuat dan mengelola grup yang berisi para murid dengan berbagai tugasnya, memudahkan tim murid untuk menulis bersama sebuah materi hingga presentasinya, walaupun dalam jarak yang jauh.

4. Mudahnya Mengevaluasi Hasil Belajar Murid

Teknologi memiliki peran penting dengan mampu mendeteksi secara detail hasil tugas para murid. Sehingga para pengajar lebih praktis, lebih mudah, dan lebih efisiensi waktu dalam mengevaluasi hasil belajar muridnya.

Baca Juga : Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan

Tantangan Pendidikan di Era Digital

Di samping manfaat yang diperoleh tenaga pengajar serta para murid dari berkembangnya pendidikan di era digital, terdapat pula tantangan yang harus dihadapi.

Berikut ini adalah tantangan era digital di sektor pendidikan.

1. Paradigma yang Berubah

Berkembangnya era digital ini tentunya akan menghapus paradigma budaya pendiidikan tradisional.

Para pendidik dan lembaga pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, dengan bagaimana mengolah metode belajar, kurikulum, hingga penilaiannya.

Para pendidik juga harus mampu mengoptimalkan manfaat digital sehingga mampu lebih meningkatkan keterampilan kritis, kolaboratif, komunikasi, hingga kreatifitas para muridnya.

2. Terjadinya Kesenjangan Akses

Di samping manfaatnya, teknologi digital akan menuntut kesiapan bukan hanya yang bersifat moril namun juga materil.

Kesenjangan ekonomi dan sosial setiap murid, akan turut berperan dalam penggunaan teknologi digital ini. Peran para pengajar dan lembaga pendidikan akan sangat berarti dalam mengatasi tantangan ini.

3. Mudahnya Akses Informasi

Segala informasi akan mudah ditemukan di internet, sayangnya tidak semua informasi yang tersedia di internet bersifat positif.

Sudah banyak pula informasi yang berdampak negatif bagi perkembangan moral para murid, sehingga para pengajar memiliki tanggung jawab dalam mengarahkan kebebasan mengakses informasi di internet.

Kesimpulan

Melaju pesatnya teknologi digital bahkan di sektor pendidikan, memang bagai sebilah gunting yang bisa mendatangkan manfaat bagi penggunanya, namun bisa juga menambah keburukan bagi penggunannya.

Memang peran para tenaga pengajar sangat diharapkan dapat turut memberikan manfaatnya saja dari era digital saat ini, namun para orang tua pun diharapkan dapat memberikan peran kendali yang sama besarnya.

Bukan sebuah pekerjaan mudah, namun kolaborasi yang intens antara orang tua dan tenaga pendidik, akan sangat besar pengaruhnya dalam menghadapi tantangan dan mengambil manfaat dari pendidikan di era digital ini.

Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan

Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan

Pentingnya Literasi Digital – Pendidikan adalah fondasi bagi kemajuan masyarakat, dan dalam era digital yang semakin maju, literasi digital telah menjadi elemen integral dalam upaya mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan global. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi mempengaruhi kehidupan kita secara luas. Inilah mengapa pentingnya literasi digital dalam pendidikan menjadi semakin mendesak.

Akses ke Informasi dan Pengetahuan

Di era digital, informasi tersedia dalam jumlah besar dan dengan cepat. Literasi digital memungkinkan guru dan siswa untuk mengakses, mengervaluasi, dan memanfaatkan informasi dengan bijak. Dengan keterampilan ini, mereka dapat memilah informasi yang akurat, valid, dan bermanfaat dari berbagai sumber, serta menghindari penyebaran informasi palsu.

Pemahaman Teknologi

Literasi digital membantu guru dan siswa memahami teknologi yang mereka gunakan sehari hari. Mereka tidak hanya belajar tentang cara menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga memahami prinsip prinsip dasar di balik teknologi tersebut, Ini membekali mereka dengan pengetahuan yang di perlukan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan bahkan berkontribusi dalam pengembangan teknologi baru.

Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi

Penggunakaan platform digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berkolaborasi. Literasi digital melibatkan pemahaman tentang etika komunikasi online, penggunaan media sosial, dan keterampilan berkolaborasi dalam lingkungan digital. Siswa di ajarkan bagaimana berinteraksi secara produktif dan bermakna di dunia digital, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia kerja modern.

Pendidikan yang Lebih Menarik dan Berinteraksi

Pendidikan berbasis teknologi dapat membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif. Dengan literasi digital, guru dan siswa dapat mengakses sumber daya pembelajaran online, berpartisipasi dalam forum diskusi, mengikuti kursus daring, dan menggunakan alat alat pembelajaran kreatif seperti video, animasi, dan simulasi.

Persiapan Untuk Dunia Kerja Masa Depan

Dunia kerja terus berkembang, dengan teknologi yang berperan penting dalam berbagai industri. Olehkarena itu, Literasi digital membekali siswa dengan keterampilan yang di perlukan untuk sukses di tempat kerja modern. Mereka dapat mengembangkan kemampuan problem solving, kreativitas, pemecahan masalah teknis, dan adaptabilitas yang di perlukan dalam lingkungan kerja yang cepat berubah.

Baca Juga : Dampak Globalisasi di Bidang Pendidikan Beserta Contohnya

Kesadaran Tentang Etika dan Keamanan Digital

Literasi digital juga mencakup kesadaran tentang etika dan keamanan digital. Guru dan siswa di ajarkan bagaimana berperilaku dengan hormat dan bertanggung jawab dalam ruang digital, serta cara melindungi diri mereka dari risiko keamanan dan privasi.

Penguatan Literasi Digital bagi Guru

Pada era digital yang semakin berkembang, literasii digital telah menjadi keterampilan esensial yang harus di kuasai oleh para guru. Oleh karena itu,  Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah paradigma pendidikan tradisional menjadi lebih dinamis dan interaktif melalui penggunaan platform digital. Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran, penguatan literasii digital bagi para guru menjadi prioritas utama.

Pelatihan Guru dalam Penguatan Literasi Digital

Selain itu. Pelatiihan guru merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa pendidikan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang di perlukan dalam memanfaatkan teknologi digital secara efektif di dalam kelas. Pelatihan guru tentang penggunaan platform digital dapat membantu mereka mengembangkan strategi pembelajaran yang menarik dan berinteraksi dengan siswa melalui media yang relevan. Selain itu, pelatihan ini juga akan meningkatkan efisiensi dalam administrasi dan manajemen pembelajaran.

Sertifikasi Guru dalam Literasi Digital

Sertifikasi guru dalam literasii digital dapat memberikan pengakuan formal terhadap kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Program sertifikasi ini dapat mencakup penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum, merancang materi pembelajaran berbasis digital, dan memfasilitasi interaksi siswa secara online. Sertifikasi semacam ini akan mendorong guru untuk terus meningkatkan keterampilan literasii digital mereka.

Pelatihan In-House Training

Pelatihan in-house training merupakan jenis pelatihan yang di selenggarakan di dalam lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan. Ini memungkinkan guru untuk belajar secara kolaboratif dan berbagi pengalaman tentang penggunaan platform digital yang efektif. Selain itu. Pelatihan ini juga dapat di sesuaikan dengan kebutuhan khusus sekolah dan memastikan bahwa guru memiliki pengetahuan tentang aplikasi teknologi yang relevan dengan lingkungan belajar mereka.

Dampak Globalisasi di Bidang Pendidikan Beserta Contohnya

Dampak Globalisasi di Bidang Pendidikan Beserta Contohnya

Dampak Globalisasi – Globalisasi sering di kaitkan dengan kemajuan teknologi dan informasi yang tiada batas, namun sebenarnya globalisasi berhubungan dengan berbagai bidang kehidupan. Akibat dari arus globalisasi ini sekat-sekat sebuah negara dengan negara lain menjadi memudar karena kemudahan yang diperoleh dalam berinteraksi di berbagai bidang. Negara-negara di seluruh dunia tidak luput dari arus globalisasi ini, tidak terkecuali bagi negara Indonesia yang termasuk dalam negara berkembang di Asia Tenggara. Globalisasi ibarat memiliki dua mata pisau karena memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif. Kita sebagai manusia yang hidup di era globalisasi harus bijak dalam menyikapinya, karena kita akan terkena dampak negatif jika terlena dalam arus globalisasi ini.

Globalisasi memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Globalisasi memberi dampak positif bagi bidang pendidikan sekaligus memberi dampak negatif yang perlu di waspadai. Lalu apa saja dampak pada bidang pendidikan yang di timbulkan oleh globalisasi? Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan merupakan wadah bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi diri, baik mengembangkan kecerdasan emosional maupun keahlian teknis. Pendidikan merupakan kunci bagi perkembangan suatu bangsa, karena dengan pendidikan generasi di suatu negara bisa terdidik dan terlatih dengan baik. Berikut ini akan di bahas secara detail mengenai dampak positif dan dampak negatif globalisasi bagi bidang pendidikan.

Dampak Positif Globalisasi bagi Pendidikan

Berikut ini adalah beberapa poin positif yang ditimbulkan dari adanya globalisasi di dunia pendidikan:

1. Sistem Belajar Mengajar yang Tidak Selalu Tatap Muka

Dampak positif pertama di bidang pendidikan yang di sebabkan oleh arus globalisasi adalah sistem pembelajaran secara online atau biasa di sebut e-learning. Sistem pembelajaran ini tidak mengharuskan pendidik dan peserta didik untuk saling bertatap muka secara langsung. Tentu hal ini bisa menjadi opsi bagi peserta didik yang mempunyai kesibukan yang tinggi, karena sistem e-learning biasanya dapat di akses kapan saja dan bersifat fleksibel.

Selain itu, sistem pembelajaran ini bisa menghemat biaya transportasi baik bagi pendidik dan peserta didik, berbeda dengan sistem pembelajaran konvensional yang membutuhkan biaya transportasi sebagai penunjang pendidikan. Komputer atau laptop dan jaringan internet merupakan elemen penting yang di butuhkan untuk mengakses sistem pembelajaran online ini, oleh karena itu sistem pembelajaran ini masih terbatas penggunaannya.

2. Kemudahan dalam Mengakses Informasi Pendidikan

Dampak positif globalisasi selanjutnya dalam bidang pendidikan adalah mudahnya mengakses informasi pendidikan. Internet memberi kemudahan bagi pendidik dan peserta didik untuk mengakses materi belajar, katakanlah hadirnya situs-situs yang menyediakan buku dalam bentuk digital yang dapat di unduh dan di jadikan referensi dalam proses belajar mengajar. Buku-buku elektronik atau e-book ini bisa di unduh dan langsung di baca tanpa harus mencetaknya terlebih dahulu, sehingga bisa menghemat pemakaian kertas.

3. Meningkatnya Kualitas Pendidik

Kemudahan dalam mengakses informasi pendidikan secara langsung bisa meningkatkan kualitas dari tenaga pendidik. Kemudahan di era globalisasi ini seyogyanya harus di manfaatkan secara maksimal oleh guru, karena saat ini guru bisa leluasa melihat trend pembelajaran di dunia, serta mencari referensi-referensi dari negara termaju di dunia yang berguna dalam proses belajar mengajar. Dengan memaksimalkan teknologi dan informasi di era globalisasi, kualitas pengajar akan terus meningkat.

4. Meningkatnya Kualitas Pendidikan

Akibat dari pesatnya arus globalisasi, metode pembelajaran yang awalnya bersifat sederhana kini berubah menjadi metode pendidikan berbasis teknologi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih ternyata memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai contoh, pada zaman dahulu seorang guru harus menulis di papan tulis dengan menggunakan kapur. Kini dengan adanya teknologi, guru bisa memanfaatkan komputer dan internet untuk menggabungkan tulisan, gambar, suara, video bahkan film untuk mempermudah dalam penyampaian ilmu, termasuk dalam pengajaran ilmu klimatologi.

5. Pertukaran Pelajar

Pertukaran pelajar di dunia pendidikan sering terjadi di era globalisasi. Pelajar dalam sebuah negara bisa memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan di luar negeri atau sebaliknya. Siswa yang berkesempatan belajar ke negara dengan pendidikan terbaik dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan bisa mengetahui serta mengerti budaya di luar negeri, sehingga siswa di harapkan bisa memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.

Baca Juga : Memahami Makna Hakikat Pendidikan Nasional

Dampak Negatif Globalisasi bagi Pendidikan

Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang di timbulkan oleh globalisasi bagi dunia pendidikan:

1. Menurunnya Kualitas Moral Siswa

Dampak buruk dari adanya globalisasi bagi dunia pendidikan adalah menurunnya kualitas moral para siswa. Informasi di internet yang dapat di akses secara leluasa sangat rawan dalam mempengaruhi moral siswa, sebagai contoh situs-situs yang berbau pornografi, serta adanya foto dan video yang tidak pantas sangat mudah di akses dan merajalela di media sosial tanpa adanya filterisasi. Adanya konten-konten yang tidak baik tersebut bisa mempengaruhi perilaku siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, agar moral siswa tidak semakin rusak di perlukan kontrol dan perhatian dari orang tua siswa, guru dan negara.

2. Meningkatnya Kesenjangan Sosial

Dampak buruk selanjutnya adalah meningkatnya kesenjangan sosial di masyarakat. Metode pendidikan berbasis teknologi bisa menjadi kesempatan bagi sebuah negara untuk meningkatkan pendidikannya, namun nyatanya kemajuan teknologi dan informasi di dunia pendidikan perlu di barengi dengan kesiapan mental dan modal yang tentunya tidak sedikit. Di beberapa negara di dunia khususnya negara berkembang, perkembangan teknologi hanya bisa di nikmati sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, sementara sekolah yang berada di wilayah pedalaman terus tertinggal karena sulitnya akses dan kurangnya modal. Akibatnya kesenjangan sosial di bidang pendidikan tidak dapat di bendung lagi.

3. Tergerusnya Kebudayaan Lokal

Arus globalisasi yang sangat pesat juga bisa menggerus kebudayaan lokal di sebuah negara. Perkembangan teknologi memungkinkan kontak budaya terjadi melalui media massa, akibatnya pengaruh luar negeri dapat masuk dengan leluasa ke sebuah negara. Pengaruh globalisasi dalam bidang pendidikan yang di kuasai dan di gerakkan oleh negara-negara maju bisa menjadi masalah bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali bagi Indonesia yang memiliki beberapa pulau yang masuk dalam kategori pulau terbesar di dunia.

4. Munculnya Tradisi Serba Cepat dan Instan

Dampak buruk globalisasi selanjutnya dalam dunia pendidikan adalah munculnya tradisi serba cepat dan instan. Penyikapan arus globalisasi yang tidak tepat bisa menjadikan pendidikan kehilangan orientasi idealnya yaitu proses pembelajaran. Orientasi pendidikan yang awalnya menekankan pada proses telah berubah ke ranah pencapain hasil. Akibatnya banyak orang yang hanya menekankan pada hasil akhir ketika menempuh sebuah pendidikan, bahkan kini makin marak adanya jual beli ijazah palsu karena banyak orang yang ingin cepat mendapatkan keuntungan secara cepat dan instan. Tentu hal ini bisa menjadi masalah yang besar dan merugikan negara jika tidak segera ditangani dengan cepat. Globalisasi di dunia pendidikan perlu disikapi dengan bijak agar nantinya tidak salah arah.

5. Komersialisasi Pendidikan

Dampak buruk dari globalisasi selanjutnya adalah terancamnya kemurnian tujuan dalam pendidikan akibat dari komersialisasi pendidikan. Saat ini banyak instansi pendidikan yang di dirikan dengan tujuan utama sebagai tempat bisnis. Sebuah lembaga pendidikan bisa disebut sebagai komersialisasi pendidikan jika mementingkan biaya pendaftaran dan uang gedung, tetapi kewajiban-kewajiban pendidikannya sering di abaikan.

Memahami Makna Hakikat Pendidikan Nasional

Memahami Makna Hakikat Pendidikan Nasional

Memahami Makna Hakikat Pendidikan – Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terenana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ada tiga hal yang dapat kita simpulkan dari pengertian pendidikan di atas, yaitu:

1. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Pendidikan di selenggarakan harus dengan kondisi yang sadar dan terencana. Pendidiikan tidak bisa di selenggarakan hanya sebatas terselenggara saja namun harus di selenggarakan dengan sengaja dan di rencanakan. Perencanaan pendidikan di lakukan oleh semua stakeholder yang berkepentingan yaitu pemerintah pusat dan daerah (makroskopis) dan pihak sekolah (mikroskopis). Secara makroskopis merencanakan kebijakan-kebijakan tentang segala hal yang di butuhkan dalam pendidikan sedangkan secara mikroskopis merencanakan segala bentuk operasional. Perencanaan sangat menentukan keberhasilan yang akan di capai. Tanpa perencanaan yang baik, maka akan susah untuk mencapai keberhasilan.

2. Mewujudkan Suasana Belajar dan Proses Pembelajaran

Dalam Pendidikan, harus terjadi dan terlaksana proses belajar dan pembelajaran.
Belajar adalah proses aktivitas yang di lakukan oleh seseorang yang di tandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain.

Baca Juga : 5 Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia, Universitas hingga Politeknik

Pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya masing-masing. Pembelajaran di lakukan antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar. Oleh karena itu, guru mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan peserta didik. Yang perlu di ingat adalah, guru tidak sebatas transfer ilmu dari sumber belajar kepada peserta didik, namun guru berfungsi lebih dari itu, yaitu harus mampu membuat peserta didik mengembangkan potensinya.

Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga guru tidak bisa menyamakan kemampuan semua peserta didik. Guru tidak bisa memaksakan seorang peserta didik menguasai semua pelajaran. Yang harus di tekankan oleh para guru adalah bagaimana peserta didik dapat memahami potensinya dan dapat mengembangkannya sendiri karena sejatinya guru adalah sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensinya.

3. Memiliki Kekuatan Spiritual Keagamaan, Pengendalian Diri dan Kepribadian

Goal dari pendidikan adalah agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

5 Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia, Universitas hingga Politeknik

5 Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia, Universitas hingga Politeknik

Jenis Pendidikan Tinggi – Bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, tentu masih awam dengan jenis pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Calon mahasiswa pasti pernah mendengar jenis pendidikan tinggi seperti universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik hingga akademik. Sebelum memilih salah satu di antaranya, akan lebih baik mengetahui jenis jenis pendidikan tinggi dan perbedaannya. Melansir dari berbagai laman, berikut penjelasan mengenai universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik hingga akademi.

Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia

1. Universitas

Universitas menjadi salah satu pendidikan tinggi yang sering di dengar. Pendidikan universitas terdiri dari sejumlah fakultas yang menyelenggarakan dengan bidang ilmu yang berbeda beda ilmu. Selain itu, universitas juga bisa menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai rumpun ilmu tanpa batas. Seperti rumpun ilmu agama (syariah, ekonomi islam, ilmu penerangan agama Hindu dan masih banyak lainnya).

2. Institut

Institut juga hampir sama dengan universitas. Bedanya, fakultas dalam institut berasal dari satu jenis keilmuan saja. Sedangkan universitas fakultasnya berasal dari berbagai jenis keilmuan. Misalnya Institut Teknologi Bandung (ITB) hanya fokus kepada rumpun ilmu alam. Sehingga fakultas ITB hanyalah yang terkait dengan ilmu alam. Seperti ilmu angkasa, ilmu kebumian, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu fisika dan lain sebagainya.

Baca Juga : Tingkat Pendidikan Tinggi di Indonesia dari S1, S2, hingga S3

3. Sekolah Tinggi

Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan Pendidikan Akademik dan atau Pendidikan Vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Perbedaan besar sekolah tinggi dengan universitas maupun institut yakni sekolah tinggi terdiri dari satu fakultas yang terbagi dalam berbagai jurusan. Misalnya sekolah tinggi ilmu komunikasi hanya menyediakan jurusan jurusan danri fakultas Komunikasi. Seperti Hubungan Masyarakat, Penyiaran, Periklanan dan sebagainya.

4. Politeknik

Satu lagi jenis pendidikan tinggi yang ada di Indonesia adalah Politeknik. Politeknik adalah sekolah tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi saja. Tujuan Politeknik adalah menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi lulusan yang punya kemampuan profesional di bidang tertentu. Selain itu juga bisa menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi agar taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan umat manusia meningkat.

5. Akademi

Jenis pendidikan tinggi lainnya yang terdapat di Indonesia yakni Akademi. Akademi sama dengan politeknik karena hanya menyelenggarakan pendidikan Vokasi saja dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni tertentu. Beda antara Politeknik dan Akademi adalah Politeknik bisa menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dari beberapa rumpun ilmu. Sedangkan Akademi hanya bisa menyelenggarakan pendidikan vokasi dari satu cabang ilmu saja. Misalnya di Politeknik Negeri Jakarta ada jurusan dalam rumpun ilmu rekayasa (teknik elektro, teknik mesin, teknik kimia dan lain sebagainya.)

Dari 5 jenis pendidikan tinggi di Indonesia pembedanya yakni jenis jenis perguruan tinggi adalah cakupan bidang ilmunya. Universitas, Institute dan Sekolah Tinggi lebih fokus kepada Pendidikan Akademik (meskipun bisa menyelenggarakan Pendidikan Vokasi juga)

Politeknik dan Akademi khusus menyelenggarakan pendidikan vokasi. Rumpun ilmu yang di ajarkan di universitas juga sangat bervariasi. Sementara rumpun ilmu yang di ajarkan di jenis perguruan tinggi lainnya lebih spesifik.

Tingkat Pendidikan Tinggi di Indonesia dari S1, S2, hingga S3

Tingkat Pendidikan Tinggi di Indonesia dari S1, S2, hingga S3

Tingkat Pendidikan Tinggi – Dalam sistem pendidikan di Indonesia, jalur akademik untuk pendidikan tinggi di bagi ke dalam tiga strata. Yakni Strata 1 yang mencetak lulusan sarjana, Strata 2 untuk program magister, serta Strata 3 yang memberikan gelar doktor. Meski sama-sama di kategorikan sebagai jenjang pendidikan tinggi, ketiganya memiliki perbedaan mendasar dalam sejumlah hal. Dari kedalaman ilmu hingga kompetensi lulusan yang di harapkan.

Berikut adalah beberapa poin utama yang dapat di gunakan sebagai tolok ukur untuk membandingkan jenjang Strata 1, 2, dan 3 di Indonesia.

Jumlah SKS dan Masa Studi

Masa studi pada setiap jenjang pendidikan tinggi diukur dalam Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus di penuhi seluruh mahasiswa agar mencapai kualifikasi lulusan masing-masing strata. Hal ini juga menjadi perbedaan mendasar ketika kita membandingkan jenjang S1, S2, dan S3.

Beban studi atau SKS yang di berikan kepada mahasiswa akan berbanding lurus dengan lama masa studi yang harus di tempuh. Program Strata 1, misalnya, memiliki rentang beban studi dalam kisaran 144-160 SKS yang dapat di tempuh oleh mahasiswa selama kurang lebih empat tahun atau delapan semester.

Untuk program magister dan doktor, jumlah SKS akan lebih sedikit sehingga masa studi yang di jalani pun menjadi lebih sebentar. Program Magister S2 hanya terdiri dari 36 SKS yang dapat di selesaikan dalam masa empat semester atau dua tahun. Sementara itu, masa studi jenjang akademik S3 berkisar antara 6-14 semester dengan jumlah SKS yang bervariasi. Dan di sesuaikan dengan kebijakan program studi.

Baca Juga : Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Fokus Keilmuan dan Proses Perkuliahan

Poin penting lain yang membedakan S1, S2, dan S3 adalah fokus bahasan serta kedalaman ilmu. Mahasiswa S1 yang mengejar gelar sarjana akan di bekali dengan berbagai macam teori keilmuan dari program studi yang di pilih. Sebagai contoh, jika memilih program studi S1 Psikologi. Maka mata kuliah yang di berikan akan berpusat pada pengenalan berbagai teori-teori psikologi yang di kemukakan berbagai ahli, dari teori klasik hingga modern.

Meski tidak terlalu mendalam seperti program magister dan doktoral. Perkuliahan S1 juga melibatkan sejumlah penelitian dengan menerapkan berbagai teori yang telah dipelajari. Bidang keilmuan serta teori-teori tertentu nantinya bisa di pelajari secara lebih mendalam jika kamu melanjutkan studi ke jenjang Magister. Di jenjang ini, kamu juga harus mengembangkan berbagai penelitian dan menulis karya ilmiah hingga di terbitkan di portal jurnal nasional maupun internasional.

Fokus keilmuan serta proses perkuliahan akan berbeda saat kamu menempuh jenjang pendidikan S3. Dalam tahap ini, proses perkuliahan akan di dominasi dengan kegiatan penelitian maupun pengembangan teori-teori terbaru yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang di pilih. Mahasiswa S3 juga di tuntut untuk dapat memecahkan berbagai problematika berdasarkan pemahaman multidisipliner.

Jadi, dapat di simpulkan jika mahasiswa akan mengenal dan mempelajari berbagai teori pada jenjang S1. Mendalami satu teori atau bidang keilmuan tertentu di jenjang S3, serta mengembangkan teori baru yang sesuai dengan bidang keilmuannya saat menempuh jalur S3.

Penilaian Akhir dan Kualifikasi Lulusan

Selain mempertimbangkan indeks prestasi, mahasiswa dari setiap strata pendidikan tinggi juga harus menyelesaikan penilaian akhir. Dengan menyusun karya tulis ilmiah: skripsi untuk gelar sarjana, tesis untuk gelar master, dan di sertasi untuk gelar doktor.

Pembagian tingkatan karya tulis ilmiah tersebut tidak semata-mata di pilih tanpa alasan. Penyusunan skripsi, tesis, maupun di sertasi di harapkan dapat menciptakan lulusan berkompeten dan memenuhi kualifikasi yang telah di tetapkan.

Lulusan bergelar sarjana di harapkan mampu menerapkan ilmu dan teori yang di pelajarinya dengan mengambil peran tertentu. Dalam berbagai kegiatan produktif di masyarakat. Sementara itu, lulusan S2 yang telah menyelesaikan studi magister harus bisa memberikan layanan yang lebih luas melalui berbagi penelitian dan pengembangan teori yang mendalam.

 

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan karakter atau character education merupakan modal utama seseorang untuk sukses. Hal ini juga tengah digalakkan oleh pemerintah melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pendidikan karakter harus di ajarkan, di jadikan kebiasaan secara konsisten sehingga bisa membawa dampak yang baik pada setiap peserta didik. Adapun, guru dan lembaga pendidikan merupakan sosok yang berperan besar dalam proses tersebut.

Meski begitu, saat ini masih banyak yang belum secara pasti mengerti dengan apa yang di maksud sebagai pendiidikan karakter. Untuk itu, cari tahu informasi selengkapnya di sini.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada peserta didik. Harapannya, peserta didik bisa bersikap dan bertindak sesuai dengan standar, nilai yang telah menjadi kepribadiannya tanpa goyah.

Oleh karena itu, pendidikan karakter di artikan sebagai pendidikan moral, watak, budi yang tujuannya untuk mengembangkan peserta didik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Manfaat Pendidikan Karakter 

Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat yang berguna bagi peserta didik. Melalui pendidikan tersebut, mereka bisa memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik.

Bahkan menurut para ahli, kecerdasan emosional bisa membuat seorang anak menyelesaikan dan menghadapi berbagai tantangan dengan baik di masa depan. Selain itu, pendidiikan karakter mampu membuat anak menggunakan pengetahuan dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan dari character education adalah membentuk pribadi yang baik, menjadikan seseorang warga negara yang baik, dan dapat di terima oleh lingkungan dan nilai-nilai luhur budaya di sekitar.

Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik sehingga menjadikan seseorang individu yang unggul secara intelektual, maupun emosional. Tujuan lainnya juga meningkatkan mutu dari proses pendiidikan sehingga bisa membentuk karakter atau akhlak yang mulia secara utuh, terpadu dan seimbang.

Cara Implementasi Character Education

Pada dasarnya, implementasi implementasi pendiidikan melalui beberapa tahapan agar dapat menyesuaikan dengan baik secara kejiwaan, mindset dan nilai-nilai yang dianut sebelumnya. Paling penting dalam proses ini adalah di lakukan secara konsisten atau berkesinambungan. Dengan begitu, akan terbentuk rasa dan cara pandang seseorang terhadap nilai atau kebiasaan baru dalam pembentukan karakter.

Orang tua harus turut bekerja sama dengan guru dan sekolah agar proses pembentukan karakter dapat berlangsung dengan baik. Oleh karenanya, orang tua harus memperhatikan betul sekolah yang di pilih agar bisa melaksanakan amanat tersebut dengan tepat.

Pendidikan Karakter di BINUS SCHOOL Semarang

BINUS SCHOOL Semarang merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualifikasi yang tepat dalam membentuk pendiidikan karakter anak. Bagaimana tidak, sekolah yang berlokasi di POJ Avenue Kav 3, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah berdedikasi menjadi panutan dan pembentuk karakter siswa.