Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan karakter atau character education merupakan modal utama seseorang untuk sukses. Hal ini juga tengah digalakkan oleh pemerintah melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pendidikan karakter harus di ajarkan, di jadikan kebiasaan secara konsisten sehingga bisa membawa dampak yang baik pada setiap peserta didik. Adapun, guru dan lembaga pendidikan merupakan sosok yang berperan besar dalam proses tersebut.

Meski begitu, saat ini masih banyak yang belum secara pasti mengerti dengan apa yang di maksud sebagai pendiidikan karakter. Untuk itu, cari tahu informasi selengkapnya di sini.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada peserta didik. Harapannya, peserta didik bisa bersikap dan bertindak sesuai dengan standar, nilai yang telah menjadi kepribadiannya tanpa goyah.

Oleh karena itu, pendidikan karakter di artikan sebagai pendidikan moral, watak, budi yang tujuannya untuk mengembangkan peserta didik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Manfaat Pendidikan Karakter 

Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat yang berguna bagi peserta didik. Melalui pendidikan tersebut, mereka bisa memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik.

Bahkan menurut para ahli, kecerdasan emosional bisa membuat seorang anak menyelesaikan dan menghadapi berbagai tantangan dengan baik di masa depan. Selain itu, pendidiikan karakter mampu membuat anak menggunakan pengetahuan dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan dari character education adalah membentuk pribadi yang baik, menjadikan seseorang warga negara yang baik, dan dapat di terima oleh lingkungan dan nilai-nilai luhur budaya di sekitar.

Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik sehingga menjadikan seseorang individu yang unggul secara intelektual, maupun emosional. Tujuan lainnya juga meningkatkan mutu dari proses pendiidikan sehingga bisa membentuk karakter atau akhlak yang mulia secara utuh, terpadu dan seimbang.

Cara Implementasi Character Education

Pada dasarnya, implementasi implementasi pendiidikan melalui beberapa tahapan agar dapat menyesuaikan dengan baik secara kejiwaan, mindset dan nilai-nilai yang dianut sebelumnya. Paling penting dalam proses ini adalah di lakukan secara konsisten atau berkesinambungan. Dengan begitu, akan terbentuk rasa dan cara pandang seseorang terhadap nilai atau kebiasaan baru dalam pembentukan karakter.

Orang tua harus turut bekerja sama dengan guru dan sekolah agar proses pembentukan karakter dapat berlangsung dengan baik. Oleh karenanya, orang tua harus memperhatikan betul sekolah yang di pilih agar bisa melaksanakan amanat tersebut dengan tepat.

Pendidikan Karakter di BINUS SCHOOL Semarang

BINUS SCHOOL Semarang merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualifikasi yang tepat dalam membentuk pendiidikan karakter anak. Bagaimana tidak, sekolah yang berlokasi di POJ Avenue Kav 3, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah berdedikasi menjadi panutan dan pembentuk karakter siswa.

Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral – Beberapa hari terakhir ini media internasional dan nasional ramai-ramai menyiarkan berita mengejutkan tentang sosok warga asal Indonesia yang tega melakukan kejahatan seksual di Inggris hingga ia divonis penjara seumur hidup oleh pengadilan setempat.

Peristiwa ini seolah memberi cambuk dan pelajaran bagi kita, bahwa sebenarnya seseorang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi belum tentu memiliki akhlak atau moral yang baik, justru sebaliknya, bisa dengan mudah melakukan tindak amoral kepada sesama manusia.

Lantas, mengapa seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu bermoral baik dalam kehidupan sehari-harinya? Setidaknya berikut ini 5 alasan yang perlu kamu ketahui.

1. Karena Moral Baik Itu Bersumber Dari Bersihnya Hati

Seseorang yang hatinya tidak bersih bahkan tidak takut kepada Sang Pencipta, maka ia akan mudah terjerumus perilaku amoral dan enggan menyesali hal tersebut dalam hidupnya.

Berbeda dengan seseorang yang memiliki hati bersih, sekalipun ia pernah tergelincir ke dalam perbuatan salah, maka ia segera menyesal dan berjanji untuk tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari. Dengan demikian, seseorang yang hatinya bermasalah maka ia akan sulit untuk memiliki moral yang baik, sekalipun ia adalah seorang atau tokoh yang sudah mengenyam pendidikan tinggi.

2. Lingkungan Yang Tidak Sehat Dapat Memicu Seseorang Mudah Melakukan Kejahatan

Lingkungan yang tidak kondusif kerap membuat seseorang bisa dengan mudah berbuat tidak baik, tak peduli seberapa tinggi pendidikan yang ia tempuh. Oleh karena itu, seseorang yang tidak bisa menjaga dirinya dari lingkungan yang buruk akan dengan cepat terpengaruh dan menjadi pribadi yang tidak baik, apalagi jika nilai-nilai budi pekerti sangat minim tertanam dalam diri seseorang. Alhasil ia akan mudah mengikuti arus perkembangan zaman hingga terkontaminasi lingkungan yang tidak sehat.

3. Minimnya Peran Orangtua dan Keluarga Dalam Menanamkan Nilai Moral

Peran orangtua dan keluarga sangat berarti dan vital dalam membentuk karakter seorang anak. Untuk itu, orangtua yang tidak mengedukasi anak-anaknya tentang moral yang baik dan buruk sejak usia dini. Maka hal tersebut bisa menjadi bumerang ketika sang anak dewasa. Ini karena anak tidak punya pegangan dan pengawasan dari orangtuanya sehingga anak merasa bebas untuk berbuat sesuka hati di dalam hidupnya

Baca Juga : Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan, Beretika

Jadi tidak heran, jika anak tersebut menempuh pendidikan tinggi, belum menjamin sang anak memiliki budi pekerti yang baik. Sebab ia belum mendapatkan pengajaran tersebut dari sekolah pertamanya, yakni orangtua dan keluarga sang anak.

Jadi, sebagai orangtua, jangan alpa dan lengah mengawasi anak-anak. Jangan sampai orangtua hanya fokus terhadap jenjang pendidikan formal anak namun abai mengajarkan pendidikan moral kepada anak.

4. Renggangnya Hubungan Dengan Sang Maha Pencipta

Semakin jauh hubungan seseorang dengan Penciptanya, maka semakin tak karuan hidup yang ia jalankan. Ingat, jangan merasa sudah benar sendiri dalam mengambil sikap dan tindakan dalam hidup tanpa melibatkan empunya semesta dalam keseharian kita.

Tak peduli seberapa tinggi pendidikan yang seseorang tempuh dalam kehidupannya, selama ia enggan merekatkan hubungan dengan Sang Pemilik Jagat, maka kehancuran moral pun dapat terjadi.

Hidupnya akan dipenuhi ego dan tidak takut untuk berbuat amoral karena merasa diri hebat. Hati-hati ya, jangan bosan merenung dan memperbaiki diri agar kita semakin menyadari bahwa sebagai seorang manusia. Kita tak akan pernah luput dari khilaf dan salah.

Dengan begitu kita akan sibuk memperbaiki akhlak diri sendiri. Bukan malah bangga dan merasa baik-baik saja dengan perbuatan amoral yang kita lakukan.

5. Karena Menganggap Pendidikan Tinggi Hanya Sebagai Status Sosial

Alangkah buruknya jika seseorang berniat untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya hanya untuk mendapatkan kedudukan atau status sosial di masyarakat. Perilaku ini akan membuat seseorang mudah untuk terjerumus ke dalam perilaku amoral.

Maka tidak heran kita kerap menyaksikan sebagian orang pintar dengan berbagai titel di belakang namanya namun tidak punya akhlak atau attitude. Sehingga sangat mudah melakukan tindak korupsi, atau kejahatan-kejahatan lainnya.

Seperti padi, makin tinggi makin merunduk, demikian juga seharusnya manusia dalam menempuh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan maka akhlaknya pun harus semakin baik dan rendah hati, sehingga bisa menjadi teladan dan contoh bermanfaat bagi orang lain.

Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan, Beretika

Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan, Beretika

Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan – Pendidikan dalam konteks ini tidak hanya merujuk pada pendidikan formal. Sebab, pendidikan bukan hanya tentang nilai akademik juga gelar yang didapatkan. Lebih dari itu, pendidikan juga tentang bagaimana kamu membawa diri, berpikir, serta berinteraksi dengan orang-orang sekitarmu.

Orang yang berpendidikan akan menunjukkan sejumlah sikap maupun perilaku positif yang berdampak baik bagi dirinya sendiri juga orang lain. Jika kamu merupakan orang berpendidikan, berikut tanda-tanda yang ada dalam dirimu.

1. Memiliki Etika dan Moral Yang Baik

Etika berhubungan dengan perilaku, perbuatan, serta tingkah laku manusia. Perilaku yang baik akan dianggap sebagai etika yang baik pula. Sedangkan moral berkaitan dengan tanggung jawab dan hati nurani. Nilai moral menyebabkan seseorang merasa bersalah atau tidak bersalah.

Orang yang berpendidikan tinggi memiliki etika dan moral yang baik. Jika kamu termasuk di antaranya, kamu senantiasa menghormati orang lain, bersikap jujur, peduli terhadap sesama, menjaga janji, serta berani berkata benar.

2. Bersikap Mandiri

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan. Namun, bukan berarti kamu dapat bergantung kepada orang lain setiap waktu. Kemandirian itu penting dalam menjalani hidup. Sikap mandiri membuat kamu tidak mudah mengandalkan orang lain dan membuat mentalmu menjadi lebih tangguh.

Orang yang berpendidikan tinggi mampu mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memenuhi kebutuhan emosional dan finansial. Mereka tidak menggantungkan kebahagiaannya kepada orang lain. Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

3. Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi

Orang berpendidikan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Jika kamu adalah orang yang berpendidikan, kamu selalu ingin belajar hal-hal baru untuk memperluas wawasan dan pengetahuanmu. Pembelajaran tidak terbatas saat kamu telah menyelesaikan pendidikan formal, melainkan sepanjang hayat.

Baca Juga : Manfaat Pendidikan Karakter yang Penting untuk Anak

Kamu senang berdiskusi dengan orang lain mengenai berbagai macam topik. Kamu senang mengasah keterampilanmu dengan mengikuti seminar atau workshop. Kalau kamu membuat kesalahan, kamu menjadikan kesalahan tersebut sebagai pembelajaran dan bersedia untuk terus berkembang.

4. Memiliki Rasa Syukur Yang Besar

Banyak orang tidak bisa menikmati hidupnya karena kurangnya rasa syukur. Mereka hanya mengeluh, merasa rendah diri, dan berpikir negatif. Namun, orang yang berpendidikan memiliki rasa syukur yang besar atas apa yang mereka punya.

Kamu yang senantiasa bersyukur akan fokus pada hal-hal di sekitarmu dan mampu menghargai proses hidupmu. Kamu selalu bisa melihat sisi terbaik dari masalahmu, tidak bersikap berlebihan, dan senang berbagi terhadap sesama. Sikap itulah yang membuat kamu mampu menikmati hidup.

5. Punya Rasa Humor Yang Baik

Orang berpendidikan punya rasa humor yang baik. Hal inilah yang membantu mereka tetap tenang dan bahagia dalam menjalani hidup. Jika kamu orang berpendidikan, kamu mampu menertawakan diri sendiri dan tidak selalu menganggap hidup dengan “terlalu” serius.

Kamu menikmati momen-momen lucu. Kamu berkumpul dengan teman-temanmu dan bercanda. Sekalipun kamu menghadapi situasi yang sulit, kamu selalu bisa menemukan sisi lucu darinya.

6. Memiliki Keterampilan Mengelola Waktu Yang Baik

Orang berpendidikan cenderung dapat mengelola waktu dengan baik. Bagi mereka, mengelola waktu itu amat penting. Setiap manusia memiliki waktu yang sama setiap harinya, tetapi cara menggunakan waktu tersebutlah yang berbeda.

Keterampilan mengelola waktu yang baik membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan. Ada sejumlah teknik manajemen waktu yang mungkin biasa kamu terapkan, yakni teknik pomodoro dan time blocking. Kamu juga cenderung

menghindari multitasking agar bisa meningkatkan efisiensi.

7. Punya Keinginan Untuk Terus Belajar

Keinginan untuk terus belajar tergolong sikap yang penting di miliki oleh seseorang di tengah dunia yang serba cepat. Sikap inilah yang di miliki oleh orang berpendidikan. Bagi mereka, pembelajaran tidak pernah berhenti, pembelajaran adalah sepanjang hayat.

Orang yang berpendidikan biasanya punya keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan diri mereka. Mereka senantiasa mencari cara untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Sikap ini tentunya mendatangkan banyak manfaat, seperti dapat meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kepuasan kerja.

Manfaat Pendidikan Karakter yang Penting untuk Anak

Manfaat Pendidikan Karakter yang Penting untuk Anak

Manfaat Pendidikan Karakter – Usia dini merupakan masa paling kritis untuk pembentukan karakter seseorang. Penanaman moral melalui pendidikan karakter sejak usia dini adalah kunci yang paling tepat untuk membangun bangsa. Mengapa demikian? Karena dengan cara ini, anak akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter. Lingkungan yang sehat dan berkarater merupakan hal paling berpengaruh bagi pembentukan karakter seseorang. Selain itu, peran keluarga, sekolah dan seluruh komponen masyarakat juga berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang.

Apa Tujuan Dibentuknya Pendidikan Karakter?

  • Dapat mengetahui berbagai karakter baik seseorang
  • Dapat mengartikan dan menjelaskan karakter
  • Menunjukan atau menerapkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari hari
  • Dapat memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter

Lalu apa saja manfaat pendidikan karakter bagi anak? Berikut penjelasanya yang di lansir dari berbagai sumber.

1. Membentuk Karakter Diri

Sudah pasti pendidikan karakter adalah bertujuan untuk membentuk karakter diri, karena pendidikan karakter menjadikan individu yang maju, mandiri, tangguh dalam menggengam prinsip dan penuh tanggung jawab.

2. Mengetahui Peluang dan Bahaya Lingkungan

Pendidikan karakter juga akan menjadi benteng dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya. Serta membantu mempersiapkan anak menghadapi banyak peluang dan bahaya yang tidak di ketahui yang ada di masyarakat saat ini. Pendidikan karakter memberikan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk mengetahui bahaya apa yang ada di masyarakat dan cara menangani hal itu dengan benar.

Baca Juga : Pendidikan Multikultural: Definisi, Fungsi, dan Tujuannya

3. Melatih Mental dan Moral

Mencegah terjadinya kondisi mental yang lemah dan moral yang tidak baik. Dengan meningkatkan kondisi mental dan moral individu, maka akan menciptakan suasana yang kondusif dan mencegah terjadinya perpecahan. Pendidikan karakter ini juga menjadikan ia seseorang yang tangguh menghadapi segala masalah dan bjiak menerapkan keadilan.

4. Baik Dalam Mengambil Keputusan dan Bertanggung Jawab

Seiring meningkatnya moral dan kemampuan berpikir, pendidikan ini sangat berperan penting dalam mempengaruhi kemampuan berpikir individu. Oleh karena itu, seseorang akan lebih bijak dalam mengambil keputusan dan mendorong rasa tanggung jawab yang besar.

5. Disiplin

Sekolah sekolah yang mengajarkan pendidikan karakter melaporkan kinerja akademik yang lebih tinggi. Kehadiran yang lebih baik, pengurangan kekerasan, lebih sedikit masalah disiplin, pengurangan penyalahgunaan zat, dan lebih sedikit vandalism.

6. Menciptakan Generasi Yang Berintegritas

Dengan karakter yang kuat akan menjadi seorang individu menjadi lebih teguh dan kokoh dalam menjalani hidup. Hal tersebut akan sangat penting dalam kegiatan berbangsa dan bernegara. Integritas ini yang penting di bentuk dalam pendidikan karakter. Dengan adanya integritas yang tinggi, menjadikan seseorang individu akan menjunjung tinggi nilai integritas bangsa dan negara.

Itulah beberapa tujuan dan manfaat pendidikan karakter untuk anak. Pendidikan karakter tidak hanya penting bagi seseorang tapi juga masyarakat. Bayangkan jika setiap keluarga atau sekolah senantiasa menerapkan pendidikan karakter bagi setiap anak, tentu saja akan banyak lahir generasi penerus yang mengerti akan kemajuan bangsa dan senantiasa menghormati sesamanya.

Pendidikan Multikultural: Definisi, Fungsi, dan Tujuannya

Pendidikan Multikultural: Definisi, Fungsi, dan Tujuannya

Pendidikan multikultural adalah salah satu pembelajaran yang sangat penting untuk siswa pelajari di sekolah. Apalagi perkembangan zaman sekarang yang begitu cepat dan persaingan global yang semakin ketat, anak anak memiliki keharusan untuk beradaptasi dengan banyaknya budaya lain. Lantas, apa fungsi dan tujuannya dari pendidikan multikultural tersebut?

Pengertian Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menanamkan pentingnya menghargai, menghormati, memahami, dan menerima keanekaragaman pluralitas dan heterogentiras dari sisi budaya, etnis, suku, maupun agama untuk sebuah keadilah sosial. Konsep pendidikan multikultural sangat penting untuk pembelajaran anak sejak dini agar tumbuh menjadi manusia yang penuh toleransi.

Inilah yang membuat guru maupun orang tua perlu memberikan pendidiikan multikultural secara langsung. Perlu orang tua dan guru pahami juga bahwa pendidikan ini adalah suatu proses berkelanjutan, bukan program yang ada masa berakhirnya. Proses belajarnya akan terus berjalan sepanjang masih ada peradaban pendidikan dan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Harapanya anak yang mendapatkan pendidikan ini sejak dini bisa mendapatkan pengalaman beragam. Selain itu, harapannya agar mereka mau memahami, mengerti serta menerima setiap perbedaan latar belakang. Dengan begitu, mereka mampu mempraktikan dalam lingkup masyarakat di mana pun mereka berada.

Baca Juga : Fungsi Pendidikan Jasmani di Sekolah untuk Anak

Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural memiliki tujuan yang sangat penting. Inilah berbagai tujuan tersebut

  • Melatih murid agar terbiasa bersikap positif jika ada teman, guru, kerabat, atau kelompok yang memiliki budaya, bahasa, etnis, suku, dan kelompok yang berbeda dengan mereka.
  • Membiasakan diri anak untuk hidup damai dalam keberagaman dan perbedaan.
  • Memaksimalkan fungsi sekolah ketika harus menghadapi berbagai keberagaman yang di miliki oleh setiap siswa.
  • Mengajarkan bagaimana cara menghargai perbedaan di kehidupan sosial
  • Melatih kemampuan sosial anak atau siswa dalam berinteraksi di lingkungan yang berbeda beda.

Fungsi Pendidikan Multikultural

  • Membuat karakter peserta didik atau siswa menjadi lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.
  • Langkah yang di bangun sejak dini untuk menjaga keuntungan bangsa karena masyarakatnya yang beragam
  • Mengajarkan kepada anak jika konflik pasti akan selalu ada ketika bersosialisasi, namun mereka harus mampu menyikapinya dengan perilaku yang positif.
  • Terakhir, bisa meningkatkan kemampuan berbahasa asing

Salah satu cara untuk mengenalkan pendiidikan multikultural pada anak adalah dengan menyekolahkan mereka ke sekolah internasional. Sekolah ini memiliki pembelajaran beberapa bahasa asing seperti Jerman, Jepang, dan bahasa Inggris. Dalam kurikulumnya juga di lengkapi dengan persiapan ujian bahasa Jerman (Goethe Zertifikate AI, A2, B1, B2), persiapan ujian bahasa Jepang (Japan Language Proficience Test, JLPT), dan serta TOEFL. Di sekolah ini di sediakan fasilitas untuk para siswa mengembangkan wawasan internasional mereka.

Fungsi Pendidikan Jasmani di Sekolah untuk Anak

Fungsi Pendidikan Jasmani di Sekolah untuk Anak

Fungsi Pendidikan Jasmani – Pendidikan jasmani di sekolah membantu anak tumbuh aktif dan sehat. Tak hanya itu, simak juga fungsi pendidikan jasmani lainnya di sini. Olahraga memiliki sederet manfaat bagi anak anak. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu sarana pembelajaran kemampuan olahraga bagi anak. Fungsi pendidikan jasmani sangat penting karena melibatkan aktivitas motorik secara langsung. Itulah mengapa, pendidikan jasmani tidak boleh di sepelekan atau di nomer dua kan. Berikut ini beberapa tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk anak:

1. Memenuhi Kebutuhan Ruang Gerak Anak

Anak memiliki kebutuhan untuk bergerak dan bermain. Hal ini memang sudah termasuk dalam karakter anak, yaitu senang bermain, berlari, bergerak, dan aktif. Terlalu lama duduk di kelas setiap hari tentunya akan membuat anak bosan. Itulah pentingnya pendidikan jasmani bagi anak. Fungsi pendidikan jasmani dapat menjadi penyeimbang kegiatan belajar sekaligus memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dirinya dalam hal bergerak.

2. Otot dan Tulang Lebih Kuat

Salah satu fungsi pendidikan jasmani adalah membantu pembentukan otot dan tulang anak menjadi maksimal. Pada akhirnya, hal ini dapat menunjang pertumbuhan si kecil. Tentunya kebiasaan olahraga harus di barengi dengan pemberian nutrisi yang cukup kepada anak.

3. Mencegah Obesitas

Mengikuti pendidikan jasmani dan mempraktikannya dalam bentuk olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan anak tetap ideal, sesuai tahapan pertumbuhannya. Hal ini penting untuk mencegah berat badan berlebih. Dengan memastikan berat badan anak tetap ideal dan proporsional dengan tinggi badan, anak akan terhindar dari obesitas dengan berbagai komplikasinya

4. Menurunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

Mengajak si kecil mengikuti pendidikan jasmani tidak hanya bermanfaat baginya untuk saat itu, namun juga menjadi bekal baginya di masa depan. Beberapa penilitian menunjukan, anak yang di didik untuk berolahraga sejak dini memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami diabetes tipe 2 dan hipertensi ketika tumbuh dewasa. Karena, saat berolahraga, kadar gula darah di dalam tubuh cenderung turun dan organ jantung lebih stabiil. Dampak baiknya, tekanan darah juga normal.

5. Meningkatkan Mood Anak

Tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berkaitan dengan kesehatan jiwa anak. Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan zat endorfin yang membuat rasa bahagia. Dengan ini, anak akan lebih bersemangat dalam menjalani pelajaran lain di sekolah, juga dalam kehidupannya sehari hari. Pendidikan jasmani juga dapat menunjang kreativitas dan performanya dalam kegiatan sehari hari.

6. Melatih Kemampuan Sosial

Pendidikan jasmani biasanya juga di lakukan berkelompok. Beberapa jenis olahraga kelompok yang di ajarkan di sekolah antara lain sepak bola, baseball, basket, dan voli. Nah, salah satu manfaat olahraga beregu adalah meningkatkan kemampuan sosial dan kerja sama anak. Kemampuan sosialisai sangat penting sebagai soft skill di kemudian hari. Anak yang memiliki kemampuan kerja sama yang baik cenderung akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan menjalankan fungsinya sebagai mahkluk sosial

7. Membina Sikap Anak

Pembinaan nalar melalui pemecahan masalah sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Kemampuan ini dapat meningkatkan pencapaian domain kognitif dan afektif pada anak. Sikap yang di ajarkan dalam pendidikan jasmani seperti kedisiplinan, kejujuran, sportivitas, dan berbuat adil merupakan sikap positif yang perlu di pupuk sejak dini pada anak. Faktor faktor ini pun menjadi bekal bagi anak di kemudian hari

8. Mengenalkan Potensi Diri

Saat bergerak dan bermain, anak akan belajar dan mengenal potensi dirinya untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan interaksi sosial di lingkungan sekitarnya. Mulai sekarang, jangan sampai pemakaian gadget lebih dominan dalam keseharian anak, ya! Pendidikan jasmani atau olahraga sama pentingnya untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Alasan Pendidikan Berperan Penting Bagi Masa Depan

Alasan Pendidikan Berperan Penting Bagi Masa Depan

Alasan Pendidikan Berperan Penting – Sering kali kita mendengar pernyataan seperti “tidak perlu sekolah tinggi-tinggi , tetangga saya lulusan sekolah dasar sekarang menjabat sebagai pemilik bisnis yang sangat berkembang”, pasti sobat OSC sering mendapatkan pernyataan tersebut baik dari tetangga maupun dari lingkungan sekitar. Lantas apakah pernyataan tersebut valid? Simak penjelasan berikut.

Sering kali kita beranggapan dengan menempuh masa pendidikan yang terbilang lumayan lama (12 tahun), apakah ini merupakan jaminan kita untuk dapat berkarir dengan sukses di masa depan? Anggapan serta ekspektasi dari diri sendiri maupun orang lain tentang masa depan sering kali membuat kita kebingungan akan arah hidup kita. Nyatanya , yang menentukan kedepannya akan menjadi apa dan bagaimana adalah kita sendiri.

Pendidikan bagi sebagian orang masih di anggap sebagai hal tersier yang bersifat tidak wajib. Kata mereka yang berpikiran demikian asalkan punya modal untuk membuka sebuah usaha maka saya tidak perlu susah-susah untuk menempuh pendidikan tinggi. Toh, laba yang saya dapatkan dengan membuka usaha bisa sama dengan atau bahkan melebihi mereka yang menempuh pendidikan tinggi.

Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, memang dalam beberapa kasus mereka yang membuka usaha sendiri walaupun tanpa pendidikan tinggi mampu menghasilkan atau mengembangkan bisnis mereka lebih dari mereka yang menempuh pendidikan tinggi. Akan tetapi, ini bukan menjadi alasan untuk berargumen bahwa pendidikan itu tidak penting. Nyatanya, manfaat dari pendidikan tinggi jauh lebih banyak dari sekedar mengembangkan usaha, lalu apa saja manfaat dari pendidikan? Simak penjelasan berikut

1.Tujuan Pendidikan Adalah Mencerdaskan Pola Pikir

Di samping dari tujuan bersekolah adalah untuk mendapatkan pekerjaan ataupun berwirausaha dan mendapatkan laba untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pendidikan melatih pola pikir kita dalam segala hal. Pola pikir sederhana seperti jika ada barang yang rusak harus kita perbaiki memiliki sudut pandang yang berbeda bagi orang yang memiliki pendidikan lebih.

Baca Juga : Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Masa Depan Bangsa

Orang dengan pendidikan lebih akan terlebih dahulu menganalisis apakah barang yang rusak tersebut masih cocok untuk di perbaiki dan apakah tenaga dan waktu yang di perlukan untuk memperbaiki barang tersebut akan setimpal dengan hasil yang di berikan atau tidak.

Sisi lain yang di tawarkan pendidikan adalah membuka sudut pandang baru. Dengan belajar dari banyak sumber mengenai banyak hal, orang dengan pendidikan tinggi tidak akan sembarang menghakimi orang lain. Ketika orang tersebut memiliki pendapat yang berbeda dengannya. Hal ini di sebabkan orang dengan pendidikan tinggi memiliki wawasan yang lebih luas sehingga sudut pandang mereka juga akan meluas yang menyebabkan toleransi mereka dalam menyikapi perbedaan juga akan cenderung tinggi.

2.Memungkinkan Kesetaraan

Orang dengan pendidikan tinggi dan wawasan luas cenderung mendapatkan kesetaraan dalam masyarakat. Kesetaraan yang di dapatkan bukan berasal dari harta yang di miliki oleh orang tersebut melainkan dari wawasan-nya. Sebagai mana hukum yang di tetapkan dalam masyarakat, semakin anda sopan, semakin kami segan. Orang dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki toleransi dan sifat sopan kepada orang lain. Melalui hal ini kesetaraan dalam masyarakat dapat mereka dapatkan tanpa menunjukan jumlah kekayaan mereka.

3.Membuka Peluang Baru

Di samping untuk bekerja dan berwirausaha, pendidikan memungkinkan seseorang untuk melihat dunia dalam cakupan lebih luas. Sehingga rasa ingin tahu yang tinggi kerap muncul di dalam diri seseorang ketika mereka berpendidikan tinggi. Dengan adanya pendidikan tinggi, kemungkinan seseorang untuk dapat menghasilkan inovasi baru yang dapat menyelesaikan permasalahan di masyarakat cenderung tinggi. Inilah yang menyebabkan pendidikan penting bagi masa depan kita.

Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Masa Depan Bangsa

Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Masa Depan Bangsa

Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Masa Depan – Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kecerdasan seseorang serta memiliki peran penting dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin maju ini, pendidikan yang berkualitas menjadi kebutuhan mutlak untuk menciptakan generasi yang kompeten, kreatif, dan mampu bersaing di kancah internasional. Artikel ini akan membahas berbagai aspek penting dari pendidikan, mulai dari definisi, tujuan, hingga tantangan yang dihadapi dalam sistem pendidikan di Indonesia.

1. Definisi Pendidikan

Pendidikan adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu melalui penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah formal, tetapi juga melalui pengalaman hidup sehari-hari, lingkungan, dan media massa. Secara umum, pendidikan dapat di bagi menjadi tiga kategori utama:

  • Pendidikan Formal: Pendidikan yang terstruktur dan berlangsung di institusi seperti sekolah, perguruan tinggi, dan universitas.
  • Pendidikan Nonformal: Pendidikan yang terjadi di luar sistem sekolah formal, seperti kursus, pelatihan, dan seminar.
  • Pendidikan Informal: Pendidikan yang di peroleh dari lingkungan keluarga, teman, media, dan pengalaman hidup.

2. Tujuan Pendidikan

Pendidikan memiliki berbagai tujuan penting yang saling terkait, antara lain:

  • Pengembangan Individu: Meningkatkan kemampuan intelektual, emosional, dan sosial individu sehingga mereka dapat mencapai potensi penuh mereka.
  • Pembentukan Karakter: Membentuk nilai-nilai moral dan etika yang kuat, serta sikap yang positif terhadap kehidupan dan sesama.
  • Peningkatan Keterampilan: Membekali individu dengan keterampilan praktis yang di butuhkan dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
  • Pengentasan Kemiskinan: Melalui pendidikan yang baik, individu dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan keluar dari lingkaran kemiskinan.
  • Pembangunan Sosial: Membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil, toleran, dan harmonis.

Baca Juga : Penguatan Pendidikan Karakter, Aspek Penting di Era Modern

3. Tantangan dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu segera di atasi, di antaranya:

  • Kesenjangan Akses: Tidak semua anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.
  • Kualitas Pengajaran: Masih banyak guru yang memerlukan peningkatan kompetensi dalam metode pengajaran dan pemahaman materi.
  • Fasilitas dan Infrastruktur: Banyak sekolah yang masih kekurangan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.
  • Relevansi Kurikulum: Kurikulum yang ada seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi.
  • Anggaran Pendidikan: Alokasi dana untuk pendidikan seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan sektor ini.

4. Solusi untuk Meningkatkan Pendidikan

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, berbagai langkah strategis dapat diambil, antara lain:

  • Peningkatan Akses: Membangun lebih banyak sekolah di daerah terpencil dan memberikan beasiswa kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu.
  • Pelatihan Guru: Menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam pengajaran.
  • Peningkatan Fasilitas: Meningkatkan investasi dalam pembangunan dan perawatan fasilitas pendidikan.
  • Reformasi Kurikulum: Mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan dunia kerja.
  • Peningkatan Anggaran: Meningkatkan alokasi dana untuk sektor pendidikan dan memastikan penggunaannya tepat sasaran.

Kesimpulan

Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka pintu masa depan yang lebih cerah bagi individu dan bangsa. Dengan mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia dapat menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Investasi dalam pendidikan adalah investasi dalam masa depan, dan upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan.

Penguatan Pendidikan Karakter, Aspek Penting di Era Modern

Penguatan Pendidikan Karakter, Aspek Penting di Era Modern

Penguatan Pendidikan Karakter – Berada pada zaman yang semakin modern dan canggih seperti sekarang ini, pendidikan karakter perlu digerakkan secara masif pada institusi/lembaga pendidikan dan juga peran penting para pendidik, seperti Bapak/Ibu guru. Sebenarnya, apa itu pendidikan karakter? Ini adalah suatu proses internalisasi pendidikan dengan berprinsip dan membawa nilai karakter yang bersifat positif.

Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter, secara historis, sebenarnya sudah mulai berkembang pada abad ke-18 untuk membentuk ruang edukasi yang setara dengan prinsip religius. Masyarakat percaya bahwa pendidikan secara formal berikut nilai teologi yang digabungkan akan menghadirkan Sumber Daya Manusia yang lebih beradab dan tentunya berkualitas.

Dalam bukunya yang berjudul Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, Thomas Lickona menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu bentuk upaya seseorang secara sadar guna mendidik orang lain dengan memasukkan nilai karakter sebagai unsur pencerahan untuk mereka.

Definisi PPK

Kemudian, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan upaya pendidikan di lingkup sekolah untuk menguatkan karakter para siswa melalui keselarasan olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan bantuan dan keterlibatan publik serta kerja sama dari pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat.

  • Olah Hati (Etik). Setiap individu yang mempunyai kerohanian yang mendalam, bertakwa, dan beriman.
  • Olah Rasa (Estetis). Setiap individu yang mempunyai integritas moral yang tinggi, serta rasa budaya dan seni.
  • Olah Pikir (Literasi). Setiap individu yang mempunyai kelebihan akademis sebagai hasil dari pembelajaran dan menjadi pembelajar sepanjang hidup.
  • Olah Raga (Kinestetik). Setiap individu dengan kesehatan yang baik dan terlibat aktif sebagai warga negara.

Baca Juga : Tujuan Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang

Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Karakter

Mengerti apa itu definisi dari penguatan pendidikan karakter sebenarnya masih belum cukup. Terdapat beberapa faktor lain yang perlu dikuasai, termasuk memahami karakter utama dari pendidikan. Adapun faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter antara lain:

  • Religius. Ada lima agama yang dianut masyarakat Indonesia. Setiap agama dan kepercayaan tentu mengajarkan semua hal baik terhadap sesama manusia dan alam. Landasan inilah yang menjadi dasar seseorang menjadi pribadi yang taat kepada Tuhan.
  • Nasionalis. Tidak hanya lisan, karakter nasionalis juga harus ditunjukkan melalui sikap dan perilaku sehari-hari.
  • Mandiri. Seseorang yang mandiri mempunyai rasa tidak bergantung pada orang lain.
  • Gotong royong. Bersosialisasi dengan rasa gotong royong telah diajarkan sejak zaman nenek moyang.
  • Integritas. Individu dengan jiwa integritas tinggi tentu tidak mudah terpengaruh dengan berbagai hal yang tidak penting dan memiliki pendirian serta pandangan yang teguh.

Contoh Penguatan Pendidikan Karakter

Membentuk karakter setiap siswa menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk orang tua, guru, kepala sekolah, dan masyarakat lainnya. Khusus pada lingkup sekolah, guru menjadi pihak yang sangat krusial dalam membentuk karakter siswa.

Sebab, guru dan kepala sekolah serta tenaga pendidik lainnya memiliki peran sebagai pengganti orang tua, motivator, fasilitator, dan teladan untuk menjadi panutan. Adapun beberapa contoh penguatan atau penerapan pendidikan karakter, antara lain:

  • Disiplin. Selalu membiasakan hadir tepat waktu, memakai seragam yang sesuai aturan, dan taat kepada aturan.
  • Kreatif. Membuat situasi yang bisa membentuk pola pikir dan tindakan kreatif. Misalnya memberi tugas yang bisa menstimulasi kreativitas.
  • Mandiri. Menciptakan kondisi yang bisa mendorong siswa belajar, berpikir, dan bertindak secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
  • Religius. Selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk beribadah sesuai dengan agama, berdoa sebelum belajar, dan selalu menjaga kebersihan.
  • Jujur. Contoh sederhana dari aspek ini misalnya mengadakan kantin kejujuran atau tempat khusus untuk barang hilang.
  • Toleransi. Memiliki sikap menghargai dan memperlakukan semua orang di sekolah serta menghargai adanya perbedaan.

Langkah-langkah Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter

Ada beberapa langkah untuk membantu penguatan pendidikan karakter di sekolah yang dapat menjadi pedoman para tenaga pendidik kepada siswa, di antaranya:

  • Implementasi nilai utama menjadi suatu kebiasaan. Jiwa religius, nasionalisme, rasa mandiri, integritas, dan gotong royong harus di tanamkan dalam diri siswa. Jadi, guru bisa menciptakan kegiatan pembiasaan berupa menyanyikan lagu kebangsaan setiap pagi atau upacara bendera setiap hari Senin.
  • Keteladanan pada semua pihak sekolah. Keteladanan pada pihak sekolah di harapkan bisa di tiru oleh siswa, seperti datang tidak terlambat, disiplin mengerjakan tugas, dan membiasakan berkata sopan.
  • Keterlibatan semua pemangku kepentingan. Tidak hanya guru, siswa, dan pihak lain di sekolah, kepala sekolah juga bisa mengajak alumni, warga sekitar, atau orang tua murid.
  • Menciptakan kegiatan berbasis literasi. Contohnya dengan membiasakan siswa membaca selama 15 menit sebelum mulai belajar, menggelar panggung literasi, atau menyediakan area baca.
  • Pengembangan bakat dan minat melalui ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, para siswa juga bisa menyalurkan minat, bakat, dan potensi yang mereka miliki.
Tujuan Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang

Tujuan Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang

Tujuan pendidikan nasional tentunya sangat penting untuk Bangsa Indonesia. Pendidikan Nasional Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Pendidikan nasional di laksanakaan sejak Sekolah Dasar hingga jenjang Perguruan Tinggi. Salah satu program yang di jalankan oleh pemerintah dalam mendukung program pendidikan nasional ini adalah wajib belajar 12 tahun, yang mana pendidikan di mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas.

Hal ini tentunya di lakukan agar seluruh generasi penerus bangsa dapat menenerima dan mengikuti pendidikan yang layak, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia. Penting bagi semua orang untuk mengetahui tujuan pendidikan nasional, sebagai proses evaluasi untuk sistem pendidikan nasional di Indonesia.

Apalagi, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Semakin maju pendidikan, semakin maju pula negara tersebut.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berikut Penjelasan Dari Tujuan Pendidikan Nasional Tersebut:

1. Menjadi Manusia yang Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Tujuan pendidikan yang pertama ini menunjukkan bahwa iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa adalah faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Apalagi dalam Pancasila yang merupakan dasar negara, sila pertama juga berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa.

Dalam hal ini, pendidikan nasional harus mengedepankan pendidikan agama. Kualitas pendidikan agama yang akan membuat hubungan manusia dengan Tuhan-Nya dan sesama manusia juga akan membaik. Jika tujuan ini tercapai maka suatu bangsa akan memiliki calon penerus dengan sumber daya manusia yang baik.

2. Menjadi Manusia yang Berakhlak Mulia

Tujuan pendidikan nasional yang kedua ini berkaitan dengan manusia yang memiliki sifat berbeda-beda. Setiap individu memiliki sifat yang berbeda, dan perbedaan ini berpotensi menimbulkan konflik antar individu.

Oleh karena itu, akhlak mulia adalah salah satu solusi untuk menghindari konflik antar individu. Membentuk manusia yang berakhlak mulia harus di terapkan pada pendidikan pada level terendah hingga tertinggi. Kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi lebih baik dengan adanya akhlak mulia.

Baca Juga : Implikasi Penerapan Pendidikan Inklusif Bagi Sekolah

3. Menjadi Manusia yang Cakap

Tujuan pendidikan selanjutnya adalah menjadi manusia yang cakap. Hal ini sangat penting sebagai tolak ukur kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Selama atau setelah mengenyam pendidikan, sorang peserta didik harus memiliki suatu kecakapan tertentu.

Cakap dalam menulis dan membaca merupakan keharusan peserta didik. Kedua kemampuaan tersebut tentunya dapat membuat seseorang memahami dan dapat menyampaikan apa yang dipelajarinya.

4. Menjadi Manusia yang Kreatif

Definisi kreatif adalah memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. Kreatif merupakan kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dengan berbagai cara. Berbagai macam solusi dari suatu masalah dapat tercipta dari kreatifitas individu.

Tujuan Pendidikan ini harus di terapkan untuk menjadikan peserta didik memiliki kemempuan untuk menyelesaikan masalah dan membantu orang lain. Tentunya juga di harapkan seseorang dapat berkontribusi dalam memberikan solusi untuk berbagai masalah yang ada pada bangsa. Kreatifitas dapat di terapkan dalam lingkungan pendidikan, misalnya dengan pembelajaran yang menarik, diskusi kelompok maupun presentasi.

5. Menjadi Manusia yang Mandiri

Mandiri adalah keadaan di mana seorang individu dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian dapat di terapkan dalam kehidupan belajar mengajar, contohnya adalah kejujuran dalam mengerjakan ujian.

Pada Tujuan Pendidikan ini di harapkan peserta didik mampu melakukan segala sesuatunya tanpa bantuan orang lain, sehingga nantinya jika dalam keadaan terdesak peserta didik mempu menyelesaikan masalahnya sendiri.

6. Menjadi Warga Negara yang Demokratis serta Bertanggung Jawab

Tujuan pendidikan selanjutnya adalah menjadi warga negara yang demokratis derta betanggung jawab. Bentuk Pemererintahan negara kita adalah Demokrasi, Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya kekuasaan, sehingga dapat diartikan bahwa kekuasaan tertinggi dalam negara di pegang oleh rakyat.

Dalam kehidupan berdemokrasi perlu adanya batasan-batasan yang membatasi kebebasan individu dalam bernegara. Sehingga pada tujuan pendidikan ini demokratis di sandingkan dengan bertanggung jawab agar terciptanya kehidupan demokrasi yang sesuai dengan prinsip dasar demokratis.