6 Cara Membangun Karakter Siswa yang Bisa Diterapkan

6 Cara Membangun Karakter Siswa yang Bisa Diterapkan

6 Cara Membangun Karakter – Bapak dan Ibu guru mungkin bertanya-tanya bagaimana cara membangun karakter siswa. Pasalnya, membangun karakter siswa ini bisa dikatakan susah-susah gampang karena ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi karakter mereka.

Namun, bukan berarti tidak ada cara membangun karakter mereka. Beberapa cara membangun karakter siswa ini mungkin bisa membantu Bapak dan Ibu guru. Yuk, ketahui cara dan jenis-jenis karakter yang dimiliki siswa berikut ini.

Pengertian Karakter Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat atau watak.

Dengan demikian, karakter siswa adalah sifat, perilaku, atau watak yang tertanam dalam diri siswa sebagai hasil dari pengaruh pola asuh dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang cenderung pendiam, penurut, dan disiplin, tapi ada juga siswa yang sangat aktif dan kreatif.

Sebagai tenaga pendidik, tentunya guru ingin setiap siswanya memiliki karakter yang baik. Tujuan ini dapat tercapai dengan peran aktif guru dalam membangun karakter siswa. Oleh karena itu, guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa khususnya saat di sekolah.

Jenis-jenis Karakter Siswa

Berdasarkan Modul Belajar Mandiri Pedagogi untuk Calon Guru P3K 2021 yang disediakan oleh Kemendikbud, ada beberapa jenis karakter siswa, yaitu:

Etnik

Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis. Mulai dari etnis Jawa, Sunda, Batak, hingga Melayu. Maka dari itu, tak heran jika dalam satu kelas bisa terdiri dari lebih dari satu etnis.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat dalam kelasnya. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan bahasa yang akan digunakan saat menjelaskan pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh semua siswa.

Kultural

Selain etnis, setiap siswa juga mungkin berasal dari berbagai daerah sehingga memiliki budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam melakukan proses pembelajaran, guru harus mampu menyikapi keberagaman budaya yang ada di kelas maupun sekolah.

Status Sosial

Siswa dalam satu kelas bisa berasal dari berbagai status sosial. Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tuanya, ada siswa yang memiliki orang tua yang bekerja sebagai wirausahawan, pegawai negeri, pedagang, dan karyawan swasta.

Dilihat dari jabatannya, ada siswa yang memiliki orang tua dengan jabatan sebagai direktur, manajer, bupati, kepala desa, dan ketua RT.

Dengan berbagai status sosial yang di miliki oleh siswa ini, di harapkan hal ini tidak menjadi hambatan bagi siswa dalam belajar dan berinteraksi.

Minat

Setiap siswa memiliki minat terhadap suatu hal atau aktivitas yang berbeda-beda. Minat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran sehingga perlu untuk terus di tumbuh kembangkan sesuai dengan minat yang di miliki oleh siswa.

Perkembangan Kognitif

Tingkat perkembangan kognitif yang di miliki oleh siswa dapat mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi dalam melakukan pembelajaran.

Baca Juga : 5 Manfaat Pendidikan untuk Setiap Individu, Tingkatkan Kesejahteraan

Cara Membangun Karakter Siswa

Berikut adalah beberapa cara membangun karakter siswa yang dapat Bapak dan Ibu guru terapkan di sekolah maupun di kelas.

1. Memberikan Contoh Yang Baik

Guru adalah orang tua siswa di sekolah. Maka dari itu, usahakan Bapak dan Ibu guru dapat memberikan contoh atau teladan yang baik untuk siswa.

Sebab, segala hal yang di lakukan oleh guru, baik itu nasihat ataupun perintah akan di lihat dan di ikuti oleh siswa.

Jika seorang guru bersikap baik, sopan, tegas, disiplin, dan ramah kepada orang lain, maka siswa akan meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika seorang guru bersikap tidak sopan dan kasar, maka ada kemungkinan siswa akan meniru perilaku kurang baik tersebut.

Jadi, usahakan Bapak dan Ibu guru untuk selalu memberikan contoh yang baik pada siswa. Ingat, sering kali siswa mengingat gurunya tidak hanya dari pelajaran yang di ajarkan, tapi juga sifat yang di miliki oleh guru tersebut.

2. Menyelipkan Pesan Moral di Setiap Pembelajaran

Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa di setiap pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa memahami bahwa ilmu yang di pelajarinya memiliki banyak manfaat untuk masa depannya maupun orang lain.

Misalnya, saat sedang mengajar Biologi, guru bisa menyampaikan pentingnya untuk tidak membuang limbah sembarangan. Dengan begitu, siswa tidak hanya mengetahui bahaya membuang limbah sembarangan, tapi juga meningkatkan pemikiran kritisnya dan rasa pedulinya terhadap lingkungan.

3. Memberikan Penghargaan Dan Apresiasi

Siswa akan merasa senang jika usaha dan kerja kerasnya di hargai atau di apresiasi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Bapak dan Ibu guru memberikan penghargaan dan apresiasi atas usaha dan kerja keras yang telah di lakukan oleh siswa.

Penghargaan dan apresiasi ini tidak hanya di berikan saat siswa meraih prestasi akademik saja, seperti menang lomba olimpiade, tapi juga bisa di berikan saat siswa menunjukkan kemajuannya dalam belajar, meskipun kemajuan kecil. Ucapkan selamat dan terima kasih kepada siswa atas kemajuannya tersebut.

Dengan memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siswa, akan membentuk karakter siswa yang lebih percaya diri dan bersemangat dalam belajar karena merasa di hargai dan di akui.

4. Bersikap Jujur Dan Terbuka

Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Ketika Bapak dan Ibu guru melakukan kesalahan, jangan malu untuk mengakuinya dan meminta maaf kepada siswa.

Sikap ini jujur dan terbuka ini nantinya akan di contoh oleh siswa dan merupakan contoh sikap yang perlu di teladani siswa.

5. Mengajarkan Sopan Santun

Selain jujur dan terbuka, sopan santun juga perlu di ajarkan kepada siswa. Pasalnya, ada masanya siswa melakukan hal yang tidak sopan secara tidak sengaja karena ketidaktahuan mereka bahwa hal yang di lakukan tidak sopan. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu guru perlu mengajarkan siswa sopan santun.

Jika mereka melakukan hal yang tidak sopan, tegurlah secara lemah lembut dan tidak menghakimi karena ini adalah salah satu bentuk cara mengajarkan sopan santun pada siswa.

Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter, Apa Saja?

Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter, Apa Saja?

Pengertian penguatan pendidikan karakter adalah program di lembaga pendidikan yang berperan dan berfungsi untuk memperkuat karakter peserta didik. Tentu saja membentuk karakter tidak dapat di selenggarakan secara intens. Butuh proses dan butuh waktu. Selama proses penguatan itu sendiri di butuhkan kesabaran. Pada dasarnya, pengertian penguatan pendidikan karakter salah satu upaya dalam menumpuk rasa peserta didik. Sekaligus sebagai langkah untuk mengharmonisasikan hati, rasa, pikiran dan raga agar tetap sejalan dengan falsafah ideologi Indonesia, yaitu Pancasila.  Terlepas dari penguasaan terhadap pengertian penguatan pendidikan karakter, ada beberapa poin yang lebih penting. Nah, beberapa poin tersebut sebagai berikut.

Karakter Utama Dalam Pendidikan Karakter

Ternyata memahami dengan baik pengertian penguatan pendidikan karakter saja tidak cukup. Ada beberapa unsur yang harus di kuasai. Di antaranya adalah mengerti karakter utama pendidikan. Berikut beberapa karakter utama tersebut.

1. Religius

Religius memang tidak merujuk pada satu ajaran. Di Indonesia ada lima kepercayaan yang di anut. Dimana setiap masing masing agama yang religious pastinya mengajarkan hal baik terhadap umat, manusia dan alam. Setidaknya landasan religious inilah yang nantinya akan membantu pribadi seseorang menjadi pribadi yang taat kepada Tuhannya. Orang yang taat kepada Tuhan, pasti tidak akan bersikap semena mena.

2. Nasionalis

Memiliki karakter nasionalis tidak hanya dilihat secara lisan. Hanya dengan mengucapkan “aku NKRI” saja. Tetapi nasionalisme yang di tunjukan secara perilaku yang sikap. Tentu saja bentuk nasionalisme ini sangatlah luas. Caranya pun berbeda beda, tergantung dari kemampuan dan potensi masing masing orang. Misalnya orang yang hobi menulis, dapat berkarya lewat tulisan dan mampu memberikan spirit ke banyak pembaca. Atau bagi mereka yang suka melukis, bentuk nasionalisme dapat di tunjukan dengan mengikuti ajang perlombaan luar negeri dan masih banyak lagi.

3. Mandiri

Kemandirian juga menjadi karakter utama dalam penguatan pendidikan karakter. Setidaknya orang mandiri memiliki jika tidak bergantung pada orang lain atau semacamnya. Nah, tidak latah atau tidak mudah tergiur dengan ajang bantuan gratis dari program pemerintahan, justru jika bisa menjadi orang yang membantu pihak pemerintah dalam mengurangi permasalaan yang timbul di Negara ini.

Baca Juga : 3 Contoh Lembaga Pendidikan di Masyarakat beserta Fungsinya

4. Gotong Royong

Bentuk dari karakter utama dari penguatan pendidikan karakter yang keempat adalah gotong royong. Jiwa bersosialisasi dengan gotong royong inilah yang sebenernya sudah di ajarkan oleh nenek moyang kita. Di beberapa daerah, terutama di pedesaan, kebiasaan gotong royonh masih banyak kita temui.

5. Integritas

Integritas juga menjadi modal utama dalam memperkuat pendidikan karakter. Orang yang memiliki integritas tidak mudah terpengaruh dengan hal hal yang tidak penting. Teguh pendirian dan teguh pada pandangan yang dimilikinya. Dari kalimat karakter di atas, jika seluruh masyarakat memiliki lima nilai karakter tersebut, sudah pasti Indoensia jauh lebih maju ke depan. Tentu saja ada banyak sekali pelaku perubahan yang akan muncul.

Selain memahami secara mendalam tentang pengertian penguatan pendidikan karakter, penting juga memahami urgensinya. Setidaknya ada tiga urgensi yang harus dimiliki, di antaranya sebagai berikut.

1. Membangun SDM Sebagai Pembangunan Bangsa

Ketika membicarakan pengertian penguatan pendidikan karakter, memang tidak akan lepas yang namanya Sumber Daya Manusia (SDM). Bagaimanapun juga, SDM sebagai salah satu modal penggerak pembangunan bangsa. Tanpa SDM sebuah bangsa tidak bisa berkembang dan melaju maju. Bagaimanapun juga, Sumber Daya Manusia adalah kunci, jika SDM berkualitas maka Negara pun mampu bersaing.

2. Upaya Mencapai Generasi Emas 2045

Sering mendengar “generasi emas 2045”? yap, salah satu urgensi dari penguatan pendidikan karakter untuk mencapai generasi emas 2025. Dimana disana banyak generasi gemilang. Salah satu regenerasi yang gemilang karena memiliki karakter yang matang, berintegritas dan memiliki wawasan luas. Adapun beberapa ciri orang yang memiliki keterampilan unggul dalam mewujudkan generasi emas 2045, yaitu memiliki kualitas karakter, memiliki literasi dasar, memiliki kemampuan critical thinking dan memiliki kemampuan problem solving yang baik. Tentu saja, mereka juga memiliki kreativitas, kemampuan inovasi dan kemampuan bekerjasama yang baik.

3. Kecenderungan Kondisi Degradasi Moralitas, Budi Pekerti dan Etika

Tentu saja urgensi yang tidak kalah penting adalah memperkuat moralitas agar tidak mudah terdegradasi oleh situasi, kondisi, isu ataupun kondisi yang kurang menguntungkan. Termasuk pula pentingnya menumbuhkan budi pekerja, karena budi pekerti modal sebiah negara memiliki etika.

Contoh Nilai Pendidikan Karakter dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh Nilai Pendidikan Karakter dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh Nilai Pendidikan Karakter – Pendidikan Karakter merupakan salah satu program yang telah dicanangkan oleh Mendikbud sejak 2016.

Hal ini di rasa penting guna membangun karakter generasi bangsa yang lebih baik. Apa saja 18 contoh nilai pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari? Cari tahu selengkapnya di artikel ini, ya!

Untuk membentuk generasi yang baik maka perlu dilakukan pembenahan dari segi karakter.

Maka dari itu, menerapkan berbagai nilai pendidikan karakter seperti bertanggungjawab, toleransi, cinta lingkungan, peduli, sosial, dan lain sebagainya penting sekali. Akan sangat efektif lagi bila di ajarkan sejak dini.

Fungsi Pendidikan Karakter

Berikut ini beberapa fungsi dari pendidikan karakter:

  1. Menguatkan dan memperbaiki andil dan peran setiap orang, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan untuk bertanggungjawab dan melakukan partisipasi dalam pengembangan potensi masyarakat.
  2. Menyaring budaya dari bangsa lain secara otomatis menjadi salah satu fungsi dari nilai pendidikan karakter karena tidak semua budaya cocok untuk di adopsi oleh masyarakat.
  3. Membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik sehingga mampu memiliki cara pandang dan berpikir baik, memiliki hati nurani, bersikap dan berperilaku yang luhur.

Itulah 3 fungsi utama dari pendidikan karakter yang wajib kamu ketahui.

Contoh Pendidikan Nilai Karakter Dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut ini contoh-contoh pendidikan nilai karakter yang bisa ditemukan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Toleransi

Contoh pendidikan nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari yang pertama adalah toleransi. Toleransi merupakan sikap saling menghargai di tengah perbedaan yang ada.

Penting bagi masyarakat Indonesia yang terbentuk dari ribuan bangsa, agama yang berbeda, dan budaya yang kaya untuk memiliki sikap toleransi.

2. Religius

Selanjutnya adalah religius. Nilai karakter religius penting sekali untuk di miliki mengingat adanya 6 agama yang di akui oleh pemerintah Indonesia.

Hal ini bisa di implementasikan dengan melakukan peribadatan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

3. Jujur

Kejujuran amatlah penting dalam karakter seseorang. Jujur akan menempatkan seseorang pada pribadi yang dapat di percaya oleh banyak orang.

Hal tersebut meliputi pada perkataan dan juga tindakan yang bersangkutan.

4. Kreatif

Contoh nilai pendidikan karakter selanjutnya adalah kreatif. Ini adalah sikap untuk selalu menemukan cara baru dalam melakukan hal-hal yang biasa.

Orang kreatif selalu bisa menemukan celah bagaimana mereka melakukan hal sehari-hari namun dengan satu ciri yang menjadi khasnya mereka sendiri.

Baca Juga : Contoh Pendidikan Eksklusif dan Inklusif

5. Disiplin

Disiplin merupakan karakter baik yang akan sangat bermanfaat bila di miliki setiap orang.

Dengan sikap selalu patuh pada aturan dan tata tertib, pasti individu akan menemukan dirinya selalu selamat dan siap untuk satu situasi.

Disiplin patut diterapkan sejak dini hingga kelak bisa menjadi manusia dewasa yang baik.

6. Kerja Keras

Semua orang ingin sukses namun hanya sedikit yang tahu bahwa untuk mencapainya perlu kerja keras. Maka dari itu, nilai karakter kerja keras harus di tanamkan sejak dini.

Selalu percaya bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil patut menjadi motto hidup individu dari kecil hingga dewasa.

7. Rasa Ingin Tahu

Contoh nilai pendidikan karakter berikutnya adalah rasa ingin tahu. Penting sekali bagi setiap individu untuk memiliki rasa ingin tahu.

Hal ini akan memicu berbagai pengetahuan untuk ditemukan dengan sendirinya oleh individu.

Rasa ingin tahu bisa juga ditandai dengan kegiatan membaca, mengulik, dan juga bertanya.

8. Mandiri

Selanjutnya dalam nilai pendidikan karakter adalah kemandirian. Sikap mandiri penting sekali untuk di benamkan dalam setiap individu dan akan sangat efektif bila belajar dari sejak dini.

Dengan sikap dan perilaku ini, individu tidak akan tergantung pada orang lain dan bisa berdiri sendiri dalam melakukan tugas pribadinya.

9. Demokratis

Sikap merasa bahwa apa yang menjadi hak dan kewajiban diri juga sama dengan hak dan kewajiban orang lain amatlah penting.

Dengan demokratis, semua tindakan dan perbuatan serta konsekuensinya akan sama dan tidak ada yang merasa lebih baik. Demokratis baik ditanamkan sejak dini agar kelak menjadi pribadi yang baik.

10. Menghargai Prestasi

Contoh nilai pendidikan karakter yang wajib dimiliki oleh semua individu dalam kehidupan sehari-hari selanjutnya adalah menghargai prestasi.

Sikap ini penting karena akan memicu individu untuk selalu menghasilkan sesuatu yang baik untuk masyarakat.

Selain itu, tentunya di barengi dengan kemampuan mengakui dan juga menghargai prestasi atau keberhasilan orang lain.

Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter di Kelas

Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter di Kelas

Strategi Menanamkan Pendidikan Karakter – Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter pada seseorang, khususnya anak. Karakter sendiri merupakan sifat atau ciri khas yang melekat pada diri seseorang dalam berperilaku sehari-hari dan dapat di pengaruhi oleh lingkungan maupun orang terdekat, misalnya keluarga dan sekolah. Keluarga merupakan tempat belajar dan pembentukan karakter pertama yang di peroleh oleh anak.

Selain itu, lingkungan sekolah juga menjadi tempat memperoleh pendidikan karakter bagi anak. Pendidikan karakter juga di rumuskan dalam UUD no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1:

Sehingga dapat di simpulkan bahwa, pendidikan bukan hanya mengembangkan kecerdasan saja, melainkan menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berguna bagi bangsa dan negara. Melalui pendidikan karakter di sekolah, maka akan tercipta generasi yang bermoral dan berpendidikan. Tentunya di perlukan strategi untuk menanamkan pendidikan karakter pada siswa di sekolah.

5 Strategi Menanamkan Nilai-nilai Pendidikan Karakter di Kelas

Guru memiliki peran penting untuk mencerdaskan serta membangun karakter generasi bangsa di sekolah. Guru juga menjadi orang tua, teman, penasehat serta pendengar yang baik bagi siswa di sekolah. Sebagai sosok berpendidikan, guru bukan hanya memberikan pengetahuan akademik saja pada siswa, melainkan mendidik anak menjadi manusia yang baik, bijak dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah, di perlukan dukungan antara pihak sekolah dengan orangtua murid untuk melihat perkembangan. Berikut ini merupakan 10 strategi menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, di antaranya yaitu:

1. Memberikan Contoh yang Baik untuk Siswa

Selain memberikan materi akademik, siswa harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang untuk siswanya. Dari contoh tersebutlah murid dapat belajar dan mengikuti perilaku positif dari guru.

2. Memberikan Apresiasi

Selain sebagai ucapan selamat atau Terima kasih atas keberhasilan yang di ukir, apresiasi pada murid merupakan salah satu hal yang berharga guna menyemangatkan murid untuk kembali mengukir prestasi. Guru bukan hanya memberikan apresiasi pada pencapaian akademik saja, melainkan memberikan apresiasi kepada murid yang berperilaku baik, jujur dan saling membantu.

Baca Juga : Apa itu Pendidikan Vokasi? Berikut Penjelasannya!

Misalnya dengan mengapresiasi nilai murid yang masih di bawah rata-rata, karena tidak menyontek saat mengerjakan latihan soal SD atau memberi nasehat kepada siswa yang menyontek. Hal tersebut menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter di kelas.

3. Memberikan Pesan Moral pada Setiap Pelajaran

Di samping memberikan bank soal SD, sebagai guru, Anda harus menyisipkan nilai moral dalam pelajaran tersebut. Bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan penanaman moral yang dapat di jadikan sebagai pedoman hidup. Misalnya ketika mengajarkan matematika, guru bukan hanya memberikan rumus, tetapi mengajarkan bahwa hidup seperti mengerjakan soal matematika, ketika ada soal sulit kita harus berusaha, berpikir dan bersabar dalam menyelesaikannya.

Dengan menanamkan nilai moral dalam setiap pelajaran, maka siswa akan tumbuh dan siap menghadapi masalah hidup, serta selalu berpikir optimis dan berusaha untuk menyelesaikan masalah.

4. Jujur dan Terbuka pada Kesalahan

Setiap manusia tentu pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali guru. Sebagai guru, mungkin Anda pernah melakukan kesalahan baik dalam mengoreksi maupun menyampaikan materi, serta datang terlambat ke kelas. Anda harus terbuka pada kesalahan sekecil apapun. Hal tersebut juga bisa di jadikan contoh pada murid untuk selalu berperilaku jujur dan tidak malu mengakui kesalahan.

Hilangkan rasa gengsi, karena pembuka pada kesalahan menjadi salah satu cara menanamkan pendidikan karakter pada murid. siswa akan menjadi seseorang yang berani bertanggung jawab atas kesalahan yang di buatnya.

5. Mengajarkan Sopan Santun

Sopan santun merupakan perilaku yang wajib di tanamkan kepada siswa. Salah satunya dengan sejumlah sekolah yang menerapkan 5S yaitu salam, senyum, sapa, sopan dan santun. Meskipun terdengar sepele, namun sopan santun perlu di ajarkan kepada siswa agar mereka dapat menjaga sikap saling menghormati.

Sebagai guru, Anda harus menegur siswa yang kurang sopan guna mengoreksi perilaku tersebut. Teguran bukan berarti Anda harus memarahi siswa, melainkan cukup mengingatkan siswa jika perilaku tersebut tidaklah baik. Jangan lupa untuk selalu mencontohkan perilaku sopan dan santun.

Pentingnya Pendidikan untuk Anak dan Cara Memilih Sekolah

Pentingnya Pendidikan untuk Anak dan Cara Memilih Sekolah

Pentingnya Pendidikan untuk Anak – Hai Bunda, kalau sudah sampai di halaman ini pasti Bunda sedang mempelajari tips parenting, khususnya tentang pendidikan untuk anak. Sejak anak berusia dini (0-5 tahun) hingga masuk ke usia siap sekolah, pendidikan ini sifatnya krusial karena berkaitan langsung dengan perkembangan karakter dan dan intelegensi.

Pentingnya Pendidikan untuk Anak

Every child has the right to learn.

Satu kalimat itu saja sebenarnya sudah bisa menjawab pertanyaan “mengapa pendidikan untuk anak itu penting?”

Tapi rupanya tidak hanya itu saja, masih ada banyak jawaban yang bisa diberikan dengan mengulas satu persatu manfaat pendidikan untuk anak sejak dini.

Memberikan pengalaman baru

Selalu ada pengalaman pertama untuk anak, begitu pula dengan pendidikan. Sejak di rumah, anak pertama kali mengenal orang di sekitarnya, dan aktivitas harian lainnya. Bagi anak, bersosialisasi adalah pengalaman baru yang harus diajarkan supaya tidak salah kaprah.

Rumah adalah tempat anak pertama kali mendapatkan pendidikannya secara informal, terutama dari ibunya. Untuk memberikan pengalaman baru yang tepat bagi anak, orang tua akan mempelajarinya melalui ilmu atau tips parenting.

Baca Juga : Pentingnya Pendidikan Multikultural di Sekolah

Memfasilitasi curiosity anak

Berbicara tentang anak pasti identik dengan rasa penasarannya. Anak suka mencari tahu berbagai hal untuk menjawab rasa penasaran mereka. Di sinilah peran orang tua di butuhkan sebagai fasilitator pertama untuk mengarahkan rasa penasaran anak menjadi sesuatu yang menarik di pelajari.

Misalnya ketika anak mulai penasaran dengan teknologi. Alih-alih memberikan mereka langsung gadget untuk dimainkan sepuasnya, Bunda bisa mencari alternatif seperti pembelajaran menarik yang menggabungkan metode belajar digital dan konvensional seperti program yang di tawarkan oleh Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Membantu perkembangan karakter dan intelegensi anak

Pendidikan yang baik dapat membantu anak untuk mengembangkan potensi dan kemampuan intelegensinya seperti

  • Kecerdasan visual (spasial)
  • Kecerdasan verbal (linguistik)
  • Kecerdasan matematika (logis)
  • Kecerdasan jasmani (kinestetik)
  • Kecerdasan musik
  • Kecerdasan interpersonal
  • Kecerdasan intrapersonal
  • Kecerdasan naturalistik

Selain itu, pendidikan juga dapat mengenalkan nilai baik kepada anak sehingga membantu perkembangan karakter mereka sesuai ajaran yang di terima. Di mulai dari hal sederhana dengan membiasakan untuk mengucapkan minta tolong, maaf, dan terima kasih pada anak.

Menanamkan nilai baik harus di lakukan sejak dini, karena usia golden years membuat mereka lebih mudah menyerap informasi dan merekamnya di memori untuk jangka waktu yang lama.

Cara Memilih Sekolah yang Baik untuk Anak

Setelah membaca satu persatu ulasan manfaat di atas, kita pasti sepakat bahwa pendidiikan untuk anak harus di siapkan sejak dini supaya dapat membantu mereka untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya.

Lalu bagaimana jika usia anak sudah cukup untuk masuk sekolah, tapi bingung cara memilih sekolah yang baik untuk anak? Mari berkenalan dengan Sekolah Murid Merdeka (SMM).

Sekolah unggulan di Indonesia yang mengusung metode blended learning. SMM adalah pilihan sekolah yang tepat buat Bunda yang ingin memberikan pendidikan terbaik, fasilitas belajar yang lengkap, dan guru (fasilitator) yang dan siap mendampingi buah hati.

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan karakter atau character education merupakan modal utama seseorang untuk sukses. Hal ini juga tengah digalakkan oleh pemerintah melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pendidikan karakter harus di ajarkan, di jadikan kebiasaan secara konsisten sehingga bisa membawa dampak yang baik pada setiap peserta didik. Adapun, guru dan lembaga pendidikan merupakan sosok yang berperan besar dalam proses tersebut.

Meski begitu, saat ini masih banyak yang belum secara pasti mengerti dengan apa yang di maksud sebagai pendiidikan karakter. Untuk itu, cari tahu informasi selengkapnya di sini.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada peserta didik. Harapannya, peserta didik bisa bersikap dan bertindak sesuai dengan standar, nilai yang telah menjadi kepribadiannya tanpa goyah.

Oleh karena itu, pendidikan karakter di artikan sebagai pendidikan moral, watak, budi yang tujuannya untuk mengembangkan peserta didik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Manfaat Pendidikan Karakter 

Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat yang berguna bagi peserta didik. Melalui pendidikan tersebut, mereka bisa memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik.

Bahkan menurut para ahli, kecerdasan emosional bisa membuat seorang anak menyelesaikan dan menghadapi berbagai tantangan dengan baik di masa depan. Selain itu, pendidiikan karakter mampu membuat anak menggunakan pengetahuan dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan dari character education adalah membentuk pribadi yang baik, menjadikan seseorang warga negara yang baik, dan dapat di terima oleh lingkungan dan nilai-nilai luhur budaya di sekitar.

Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik sehingga menjadikan seseorang individu yang unggul secara intelektual, maupun emosional. Tujuan lainnya juga meningkatkan mutu dari proses pendiidikan sehingga bisa membentuk karakter atau akhlak yang mulia secara utuh, terpadu dan seimbang.

Cara Implementasi Character Education

Pada dasarnya, implementasi implementasi pendiidikan melalui beberapa tahapan agar dapat menyesuaikan dengan baik secara kejiwaan, mindset dan nilai-nilai yang dianut sebelumnya. Paling penting dalam proses ini adalah di lakukan secara konsisten atau berkesinambungan. Dengan begitu, akan terbentuk rasa dan cara pandang seseorang terhadap nilai atau kebiasaan baru dalam pembentukan karakter.

Orang tua harus turut bekerja sama dengan guru dan sekolah agar proses pembentukan karakter dapat berlangsung dengan baik. Oleh karenanya, orang tua harus memperhatikan betul sekolah yang di pilih agar bisa melaksanakan amanat tersebut dengan tepat.

Pendidikan Karakter di BINUS SCHOOL Semarang

BINUS SCHOOL Semarang merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualifikasi yang tepat dalam membentuk pendiidikan karakter anak. Bagaimana tidak, sekolah yang berlokasi di POJ Avenue Kav 3, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah berdedikasi menjadi panutan dan pembentuk karakter siswa.

Penguatan Pendidikan Karakter, Aspek Penting di Era Modern

Penguatan Pendidikan Karakter, Aspek Penting di Era Modern

Penguatan Pendidikan Karakter – Berada pada zaman yang semakin modern dan canggih seperti sekarang ini, pendidikan karakter perlu digerakkan secara masif pada institusi/lembaga pendidikan dan juga peran penting para pendidik, seperti Bapak/Ibu guru. Sebenarnya, apa itu pendidikan karakter? Ini adalah suatu proses internalisasi pendidikan dengan berprinsip dan membawa nilai karakter yang bersifat positif.

Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter, secara historis, sebenarnya sudah mulai berkembang pada abad ke-18 untuk membentuk ruang edukasi yang setara dengan prinsip religius. Masyarakat percaya bahwa pendidikan secara formal berikut nilai teologi yang digabungkan akan menghadirkan Sumber Daya Manusia yang lebih beradab dan tentunya berkualitas.

Dalam bukunya yang berjudul Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, Thomas Lickona menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu bentuk upaya seseorang secara sadar guna mendidik orang lain dengan memasukkan nilai karakter sebagai unsur pencerahan untuk mereka.

Definisi PPK

Kemudian, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan upaya pendidikan di lingkup sekolah untuk menguatkan karakter para siswa melalui keselarasan olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan bantuan dan keterlibatan publik serta kerja sama dari pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat.

  • Olah Hati (Etik). Setiap individu yang mempunyai kerohanian yang mendalam, bertakwa, dan beriman.
  • Olah Rasa (Estetis). Setiap individu yang mempunyai integritas moral yang tinggi, serta rasa budaya dan seni.
  • Olah Pikir (Literasi). Setiap individu yang mempunyai kelebihan akademis sebagai hasil dari pembelajaran dan menjadi pembelajar sepanjang hidup.
  • Olah Raga (Kinestetik). Setiap individu dengan kesehatan yang baik dan terlibat aktif sebagai warga negara.

Baca Juga : Tujuan Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang

Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Karakter

Mengerti apa itu definisi dari penguatan pendidikan karakter sebenarnya masih belum cukup. Terdapat beberapa faktor lain yang perlu dikuasai, termasuk memahami karakter utama dari pendidikan. Adapun faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter antara lain:

  • Religius. Ada lima agama yang dianut masyarakat Indonesia. Setiap agama dan kepercayaan tentu mengajarkan semua hal baik terhadap sesama manusia dan alam. Landasan inilah yang menjadi dasar seseorang menjadi pribadi yang taat kepada Tuhan.
  • Nasionalis. Tidak hanya lisan, karakter nasionalis juga harus ditunjukkan melalui sikap dan perilaku sehari-hari.
  • Mandiri. Seseorang yang mandiri mempunyai rasa tidak bergantung pada orang lain.
  • Gotong royong. Bersosialisasi dengan rasa gotong royong telah diajarkan sejak zaman nenek moyang.
  • Integritas. Individu dengan jiwa integritas tinggi tentu tidak mudah terpengaruh dengan berbagai hal yang tidak penting dan memiliki pendirian serta pandangan yang teguh.

Contoh Penguatan Pendidikan Karakter

Membentuk karakter setiap siswa menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk orang tua, guru, kepala sekolah, dan masyarakat lainnya. Khusus pada lingkup sekolah, guru menjadi pihak yang sangat krusial dalam membentuk karakter siswa.

Sebab, guru dan kepala sekolah serta tenaga pendidik lainnya memiliki peran sebagai pengganti orang tua, motivator, fasilitator, dan teladan untuk menjadi panutan. Adapun beberapa contoh penguatan atau penerapan pendidikan karakter, antara lain:

  • Disiplin. Selalu membiasakan hadir tepat waktu, memakai seragam yang sesuai aturan, dan taat kepada aturan.
  • Kreatif. Membuat situasi yang bisa membentuk pola pikir dan tindakan kreatif. Misalnya memberi tugas yang bisa menstimulasi kreativitas.
  • Mandiri. Menciptakan kondisi yang bisa mendorong siswa belajar, berpikir, dan bertindak secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
  • Religius. Selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk beribadah sesuai dengan agama, berdoa sebelum belajar, dan selalu menjaga kebersihan.
  • Jujur. Contoh sederhana dari aspek ini misalnya mengadakan kantin kejujuran atau tempat khusus untuk barang hilang.
  • Toleransi. Memiliki sikap menghargai dan memperlakukan semua orang di sekolah serta menghargai adanya perbedaan.

Langkah-langkah Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter

Ada beberapa langkah untuk membantu penguatan pendidikan karakter di sekolah yang dapat menjadi pedoman para tenaga pendidik kepada siswa, di antaranya:

  • Implementasi nilai utama menjadi suatu kebiasaan. Jiwa religius, nasionalisme, rasa mandiri, integritas, dan gotong royong harus di tanamkan dalam diri siswa. Jadi, guru bisa menciptakan kegiatan pembiasaan berupa menyanyikan lagu kebangsaan setiap pagi atau upacara bendera setiap hari Senin.
  • Keteladanan pada semua pihak sekolah. Keteladanan pada pihak sekolah di harapkan bisa di tiru oleh siswa, seperti datang tidak terlambat, disiplin mengerjakan tugas, dan membiasakan berkata sopan.
  • Keterlibatan semua pemangku kepentingan. Tidak hanya guru, siswa, dan pihak lain di sekolah, kepala sekolah juga bisa mengajak alumni, warga sekitar, atau orang tua murid.
  • Menciptakan kegiatan berbasis literasi. Contohnya dengan membiasakan siswa membaca selama 15 menit sebelum mulai belajar, menggelar panggung literasi, atau menyediakan area baca.
  • Pengembangan bakat dan minat melalui ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, para siswa juga bisa menyalurkan minat, bakat, dan potensi yang mereka miliki.
Cara Membangun Pendidikan Karakter Siswa

Cara Membangun Pendidikan Karakter Siswa

Cara Membangun Pendidikan Karakter – Tahukah guru membangun karakter siswa ternyata bisa bermanfaat untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran lho. Oleh karena itu, yuk simak beberapa cara membangun karakter siswa berikut ini.

Pada dasarnya karakter siswa mencakup berbagai aspek, seperti nilai-nilai moral, sikap, kepribadian, dan perilaku siswa (terutama dalam menjalani proses belajar). Aspek inilah yang bisa bermanfaat untuk membuat siswa bisa selalu fokus memperhatikan pemaparan guru tentang materi pelajaran, sehingga siswa bisa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran.

Selain itu, memiliki karakter yang kuat dan baik bisa bermanfaat untuk memudahkan siswa agar bisa berbaur dan di terima oleh masyarakat luas.

Cara Membangun Karakter Siswa 

Pada dasarnya membangun karakter siswa bisa di lakukan dari siswa duduk di bangku sekolah dasar. Namun, cara membangun karakternya juga lebih sederhana di bandingkan cara membangun karakter siswa yang duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Beberapa cara membangun karakter siswa yang bisa guru lakukan, yaitu

1. Beri Tahu Siswa Tentang Nilai-nilai Moral 

Hal pertama yang perlu lakukan untuk membangun karakter siswa adalah dengan mengajarkan pada siswa tentang nilai-nilai moral. Seperti kejujuran, kebaikan, kerjasama, dan rasa hormat terhadap orang lain. Jangan lupa juga untuk menyampaikan kepada siswa bahwa nilai-nilai moral ini bisa dan harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di sekolah saja.

2. Berikan Contoh Yang Baik Pada Siswa

Langkah selanjutnya yang perlu guru lakukan untuk membangun karakter siswa adalah dengan selalu memberikan contoh yang baik pada siswa. Karena siswa biasanya cenderung lebih mudah memahami hal yang di contohkan guru, di bandingkan memahami hal yang di sampaikan.

Memberikan contoh yang baik pada siswa bisa bermanfaat untuk membangun karakter siswa dalam aspek nilai-nilai moral. Beberapa contoh baik yang bisa guru tunjukkan pada siswa adalah cara membuat keputusan yang baik, berkomunikasi dengan guru yang lain, memimpin kelas, dan menertibkan kelas.

Baca Juga : Contoh Pendidikan Non Formal Bagi Anak

3. Tunjukan Rasa Empati

Kadang, salah satu cara paling efektif untuk membangun karakter siswa adalah dengan menunjukkan rasa empati dan posisikan diri sebagai siswa saat mengajar. Karena hal ini bisa bermanfaat untuk membuat siswa lebih di hargai dan akhirnya akan melakukan hal yang sama kepada orang lain di sekitarnya. Salah satu cara paling mudah untuk menunjukkan rasa empati adalah dengan membantu siswa yang kesulitan belajar dan mendengarkan keluh kesah siswa.

4. Biasakan Siswa Untuk Membantu Orang Lain 

Pada dasarnya membiasakan siswa dalam membantu orang lain bisa bermanfaat untuk membuat siswa memiliki moral dan karakter yang baik. Sehingga siswa bisa lebih mudah untuk berbaur dengan masyarakat luas. Beberapa cara yang bisa guru lakukan untuk membiasakan siswa membantu orang lain. Adalah minta siswa untuk membantu menyiapkan perlengkapan praktikum dan minta siswa untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan.

Selain bermanfaat dalam membangun karakter siswa, membiasakan siswa untuk membantu orang lain bisa bermanfaat untuk memudahkan guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Karena dengan di beri kepercayaan untuk membantu orang lain, maka siswa akan merasa lebih di hargai.

5. Biasakan Siswa Untuk Memberikan Pendapat

Selain bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, membiasakan siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat juga sangat bermanfaat untuk membangun karakter siswa. Hal ini bisa bermanfaat untuk menumbuhkan pemikiran kritis pada siswa dan membuat siswa memiliki moral yang lebih baik.

Untuk membiasakan siswa menyampaikan pendapat, sesekali guru bisa meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran yang baru saja di ajarkan. Agar siswa semakin terpacu untuk memberikan pendapat, guru juga bisa memberikan apresiasi kecil untuk siswa yang telah berani mengutarakan pendapatnya. Misalnya dengan memberikan stiker bintang atau sebatang cokelat.